Berabe Nih, Gubernur di Jepang Tolak Alokasikan RS untuk Atlet Olimpiade
Keadaan darurat virus corona yang meliputi Tokyo dan tiga prefektur lainnya, semula dijadwalkan berakhir pada Selasa (11/5).
Namun, diperpanjang hingga 31 Mei dengan dua prefektur lagi ditambahkan ke area yang ditargetkan untuk diberlakukan tindakan yang lebih ketat.
Pemerintah Tokyo melaporkan 1.010 kasus COVID-19 pada Kamis (13/5).
Menjadikan total kumulatif infeksi virus corona di ibu kota Jepang itu menjadi 150.071, tertinggi sejauh ini di antara 47 prefektur di Jepang.
Sebuah petisi online yang menyerukan pembatalan Olimpiade telah mengantongi lebih dari 340.000 tanda tangan pada Kamis malam.
Penyelenggara petisi, Kenji Utsunomiya, mantan kepala Federasi Asosiasi Pengacara Jepang, akan menyerahkan petisi tersebut kepada pemerintah Tokyo pada Jumat.
Anggota parlemen oposisi juga menyatakan keprihatinan tentang diadakannya Olimpiade.
"Banyak orang Jepang yang skeptis tentang diadakannya acara tersebut pada bulan Juli," kata Yuichiro Tamaki, ketua Partai Demokrat untuk Rakyat.
Berabe nih, sejumlah gubernur di Jepang disebut menolak untuk mengalokasikan rumah sakit untuk atlet Olimpiade.
- Sambut Kepulangan Atlet Olimpiade Paris di Bandara Soetta, Menpora Dito Terharu dan Bangga
- Aice dan NOC Ajak Masyarakat Dukung Atlet di Olimpiade Paris 2024
- Seperti Veteran, Atlet Bakal Mendapatkan Dana Pensiun
- Terlambat Datang Konferensi Pers, Jawara Olimpiade Tokyo Disentil Anders Antonsen
- Setelah Jegal Jawara Olimpiade Tokyo, Aaron/Soh Remuk di Tangan Wakil Jepang
- Tragis! 3 Jawara Olimpiade Tokyo Tersungkur di Indonesia Masters 2021