Berakhir tanpa Bayaran

Berakhir tanpa Bayaran
Berakhir tanpa Bayaran
Akibat tidak menerima gaji, kondisi para pemain Persebaya sangat menyedihkan. Beberapa pemain terpaksa menjual dan menggadaikan barang-barang berharganya. Bek kanan Miftakhul Huda, misalnya, menjual mobil Toyota Avanza untuk menyambung hidup.

Bonus kemenangan yang selama ini diharapkan para pemain ternyata tidak cukup untuk menutupi biaya hidup. Bambang mengatakan, bonus terakhir yang didapat adalah saat melawan Persidafon pada 12 April lalu. Jumlahnya Rp 30 juta. Itu berarti tiap pemain hanya mendapatkan sekitar Rp 1,5 juta.

Sebelumnya, manajemen tidak memberikan bonus kemenangan di kandang PSIR Rembang (29/3). Saat itu manajemen berjanji akan mengucurkan dana Rp 40 juta. "Namun sampai sekarang juga tidak jelas. Hidup kami ini kan dari bola. Keluarga kami bergantung di sini. Kami jatuh bangun," kata pria yang juga pelatih klub anggota kompetisi Persebaya, Sasana Bhakti, itu.

Di sisi lain, Sektretaris Persebaya Wastomi Suheri menjamin timnya akan berangkat ke Gorontalo. Dia mengakui bahwa utang timnya menumpuk. Selain gaji, manajemen juga belum membayar upah panitia pelaksana pertandingan hingga sewa stadion. Jumlahnya mencapai Rp 200 juta.

SURABAYA - Kesabaran para pemain Persebaya Surabaya benar-benar diuji. Ketika kompetisi Divisi Utama tinggal menyisakan satu laga, mereka masih saja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News