Berakit-Rakit ke Hulu, Berenang Renang ke Tepian

Berakit-Rakit ke Hulu, Berenang Renang ke Tepian
Pimpinan Redaksi INDOPOS saat melakukan wancara dengan sang Entrepreneurship, Ciputra di kediamannya Pondok Indah, Jakarta Selatan, kemarin (13/10). Foto: Fery Pradolo/INDOPOS

Kolektor lukisan karya Hendra Gunawan itu juga punya pengalaman terkait dengan praktik whistleblower ini, di salah satu apoteknya. Bos Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group itu heran seribu heran, setiap bulan apotiknya selalu kebocoran. Selalu saja ada yang loose, ada yang hilang, ada yang berkurang volumenya, singkat kata ada yang ”tidak beres” dengan karyawannya.

Lalu dia membuat peraturan, bahwa siapa yang melaporkan teman sekerjanya, yang berbuat curang, dia akan mendapatkan hadiah khusus. Apa yang terjadi? Dalam waktu singkat, ”klep tomania” yang ada di apoteknya tidak mendapatkan ruang gerak. Peraturan itu terus digeber, terus disuarakan, sehingga sejak itu benar-benar berhenti dan klop.

”Dalam ska la kecil di perusahaan apotik pun, bisa melakukan self control. Saya kira dalam bentang bernegara yang luas pun, strategi ini sangat layak untuk diadopsi,” papar ayah Rina Ciputra, Junita Ciputra, Cakra Ciputra dan Candra Ciputra itu.

Misalnya dalam bidang energy, Ciputra setuju, tidak ada subsidi BBM sama sekali. Karena yang memanfaatkan subsidi itu sesungguhnya orang-orang mampu, yang semestinya tidak perlu disubsidi. Di banyak negara, harga BBM sudah disamakan dengan pasar dunia.

Rakyat kita akan lebih berhemat berkendara mobil-motor, lebih irit dalam penggunaan listrik, dan subsidi yang hampir 1 Triiun per hari itu bisa dikurangi, untuk mengurangi beban negara. Lagi-lagi, ini bukan pekerjaan sulit bagi pemimpin negeri. Tapi juga tidak bisa dibilang remeh, apalagi dibiarkan mengalir tanpa solusi. (*)

 

Don Kardono
Pemimpin Redaksi Indopos

BERSAKIT - SAKIT dahulu, bersenang-senang kemudian. Jatuh bangun, susah payah, habis-habisan, memutar otak, memeras keringat, sampai mendekati batas garis keputusasaan. Baru menemukan kuncinya, memegang rumusnya, belajar dari tumpukan kegagalan. Itu ujian seorang entrepreneur sejati!

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jatuh bangun, susah payah, habis-habisan, memutar otak, memeras keringat, sampai mendekati batas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News