Berakit-Rakit ke Hulu, Berenang Renang ke Tepian
”Kami usulkan konsep whistleblower, yang bisa menciptakan suasana ‘tidak dapat korupsi’ di seluruh sektor dan lapisan kehidupan masyarakat. Ini bisa berjalan jika ada landasan hukum bagi whistleblower sehingga mereka dapat berperan jauh lebih besar dan lebih aktif, dapat memberikan informasi dan kesaksian sehingga korupsi dapat diberantas tuntas. Cara ini efektif di Hongkong, Singapore, Korea Selatan, dan AS,” paparnya.
Sebelum tahun 1974, Hongkong itu kota para koruptor, kota gangster. Korupsi menjadi cara hidup dari aparat terbawah, sampai pucuk pimpinan kepolisian. Akibatnya, sindikat kejahatan terorganisasi, narkoba, perjudian, dan pelacuran bebas tumbuh subur.
Pergantian pucuk pimpinan kelembagaan kepolisian berikut pejabat kunci, tidak mampu membawa perubahan yang lebih baik. Februari 1974 didirikan Independence Commission Against Corruption (ICAC) yang bergerak melalui program penegakan hukum, pencegahan, pendidikan dan salah satu cara yang paling jitu yang dilakukan adalah whistleblower.
Mereka yang dapat memberikan informasi dan kesaksian mendapatkan perlindungan total, mulai dari perlindungan keamanan 24 jam, rumah perlindungan, identitas baru, dan juga kemungkinan di relokasi ke luar negeri. Di Korea Selatan, untuk whistleblower yang dirinya juga terkait dengan masalah hukum, maka bila dapat memberikan informasi berharga, masa hukumannya dapat dikurangi atau dibatalkan.
Di Singapore, whistleblower yang berhasil mengungkapkan penipuan pajak dapat memperoleh hadiah 15 persen dari pungutan pajak yang dapat diselamatkan, dengan maksimum hadiah 100.000 Dolar Singapore. Di AS, ada kebijakan pemberian hadiah kepada whistleblower antara 10-30 persen dari nilai yang dapat diterima kembali oleh negara.
Khususnya, bila terdapat penalty terhadap tersangka yang melampaui USD 1 juta. ”Kami usulkan whistleblower diperluas di pemerintahan baru nanti. Sehingga pelapor dan saksi kunci bisa mendapatkan penghargaan finansial untuk menjamin masa depannya. Cara ini secara tidak langsung, jutaan orang Indonesia didorong dan dimotivasi untuk ikut mengawasi dan ikut melaporkan praktik korupsi,” jelas Ciputra.
Kolektor lukisan karya Hendra Gunawan itu juga punya pengalaman terkait dengan praktik whistleblower ini, di salah satu apoteknya. Bos Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group itu heran seribu heran, setiap bulan apotiknya selalu kebocoran. Selalu saja ada yang loose, ada yang hilang, ada yang berkurang volumenya, singkat kata ada yang ”tidak beres” dengan karyawannya.
Lalu dia membuat peraturan, bahwa siapa yang melaporkan teman sekerjanya, yang berbuat curang, dia akan mendapatkan hadiah khusus. Apa yang terjadi? Dalam waktu singkat, ”klep tomania” yang ada di apoteknya tidak mendapatkan ruang gerak. Peraturan itu terus digeber, terus disuarakan, sehingga sejak itu benar-benar berhenti dan klop.
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jatuh bangun, susah payah, habis-habisan, memutar otak, memeras keringat, sampai mendekati batas
- Kaleidoskop: Penegakan Hukum Indonesia Tahun 2024
- Manipulasi Nilai, Antara Realitas Pendidikan dan Pencarian Kebenaran
- Meraih Peluang Ekonomi di Tahun 2025
- Refleksi Akhir Tahun 2024 Tentang Penegakan Hukum di Indonesia
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Mengenang Thomas Stanford Raffles, Perintis Resident Court Dalam Sistem Juri di Hindia Belanda