Berani Mati
Oleh: Dahlan Iskan
Mestinya itu dilakukan Minggu 22 September kemarin, tetapi hari itu lewat begitu saja. Tidak ada tanda-tanda pasukan berani mati hadir di Tugu Proklamasi.
Kita jadi tidak tahu apa rencana mereka kumpul di sana. Yang jelas apel berani mati itu tidak jadi kenyataan.
Tanpa pengumuman pembatalan. Tanpa heboh-heboh ada apa di balik batalnya apel berani mati itu.
Saya sih bersyukur. Tidak sampai ada ketegangan sosial. Kehidupan tetap berjalan normal. Yang memaki Jokowi juga terus memaki –ditambah dengan keluarga presiden.
Memang rencana apel berani mati itu agak unik. Dunia medsos akan dilawan dengan apel fisik. Sebenarnya tidak begitu nyambung.
Akan tetapi, setidaknya orang tahu: tidak benar bahwa Jokowi sendiri seorang diri.
Jokowi masih presiden. Masih terus keliling daerah. Berangkat dari IKN dan pulangnya ke IKN. Tidak sedikit pun terganggu oleh serangan medsos.
Presiden Jokowi juga masih punya menteri-menteri yang loyal. Tidak ada gerakan menteri mengundurkan diri –seperti menjelang lengsernya Presiden Soeharto.
ANEH. Dunia medsos begitu negatif terhadap Presiden Jokowi. Masif. Dalam lebih sebulan terakhir. Langit dan bumi seperti dibalik. Puja-puji berubah caci maki.
- Jika Rencana Pindah ke IKN 2028 Hanya Omon-omon, Inilah Dampaknya
- Senator PFM Desak Prabowo Segera Ambil Keputusan Terkait Nasib Pencaker CPNS 2024
- PDIP Pimpin Jakarta, Pengamat: Prabowo Harus Kerja Ekstra
- Prabowo: Tidak Semua Pengajuan dari Daerah Bisa Dipenuhi
- Ingin Pemerintahan Bersih, Prabowo Luncurkan e-Katalog 6.0
- ARPG NTB Gelar Silaturahmi dan Konsolidasi untuk Sukseskan Program Prabowo-Gibran