Berani Melakukan Ini, Perguruan Tinggi Bakal Dinonaktifkan

jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak 243 perguruan tinggi dinonaktifkan karena melakukan pelanggaran. Salah satu bentuk pelanggaran adalah tidak melaporkan data perguruan tinggi selama empat semester berturut-turut.
Berdasarkan data di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT), tim yang ada di Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti akan melakukan analisis. Tim melihat apakah perguruan tinggi patuh melaporkan data atau tidak. Perguruan tinggi diwajibkan memberikan satu semester sekali.
“Jadi kalau tidak melaporkan empat periode berturut-turut artinya selama dua tahun mereka tidak melaporkan. Kami punya aturan yang tidak melaporkan empat periode berturut-turut diberikan sanksi dinonaktifkan,” kata Dirjen Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Patdono Suwignjo dalam konferensi pers di Gedung D Kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10).
Menurut Patdono, ada banyak hal yang menyebabkan perguruan tinggi tidak melaporkan data ke PDPT. Misalnya saja, perguruan tinggi tidak mempunyai staff atau sistem yang bisa melaporkan data-data mereka ke PDPT. Meski demikian, ada juga perguruan tinggi yang memang sengaja tidak melapor.
“Karena dia (perguruan tinggi) pengin wisuda dalam jumlah banyak, lebih banyak dari daftar mahasiswa yang didaftarkan di PDPT. Jadi kalau kami lakukan pemeriksaan di lapangan, data mahasiswanya 50, tapi waktu wisuda bisa 400 orang,” ungkap Patdono. (gil/jpnn)
JAKARTA - Sebanyak 243 perguruan tinggi dinonaktifkan karena melakukan pelanggaran. Salah satu bentuk pelanggaran adalah tidak melaporkan data perguruan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Penjelasan Resmi tentang Kurikulum Berbasis Cinta, Silakan Disimak
- Perpres Tukin Dosen & ASN Kemdiktisaintek Terbit, 3 Menteri Ungkap 5 Poin Penting
- Ketua Yayasan Buka Suara Soal Kisruh Internal Universitas Malahayati Lampung
- Mendiktisaintek Bertemu Wakil Menteri Rusia, Hasilnya Ini
- Mendalami Budaya, Mahasiswa Prodi Fashion Binus University Trip ke Pekalongan
- Kritik Penjurusan SMA, P2G: Setiap 5 Tahun, Anak Indonesia Jadi Kelinci Percobaan