Beras Belum Beres, Harga Telur dan Ayam Meroket
jpnn.com, JAKARTA - Gejolak harga beras sejak awal 2024 masih membuat masyarakat merasa resah.
Hal itu merujuk riset Continuum Institute for Development of Economic and Finance (Indef) soal Analisis Respons Masyarakat di Media Sosial mengenai Kenaikan Harga Menjelang Ramadan yang dipublikasikan untuk pers dan umum secara daring di Jakarta, Selasa (5/3).
Riset ini dilakukan selama 29 Februari-4 Maret 2024 terhadap 74.817 perbincangan oleh 67.579 responden pengguna terkait kenaikan harga pangan di media sosial X.
Sebanyak 99 persen berisikan keluhan soal kenaikan harga bahan pokok, 71 persen mengeluhkan kenaikan harga beras.
Kemudian, sebanyak 19,2 persen responden mengeluhkan kenaikan harga telur dan 8,5 persen mengeluhkan kenaikan harga daging ayam.
Analis Data Continuum Indef, Wahyu Tri Utomo menuturkan keresahan soal kenaikan harga beras dan sembako itu berisikan rasa iba, terutama terhadap kalangan menengah ke bawah yang terdampak langsung.
"Ada juga keresahan mereka karena simpang siur harga beras dunia, faktanya harga di sini terus melambung tinggi," ujarnya, Rabu (6/3).
Dipantau dari laman resmi https://www.bi.go.id/hargapangan harga telur ayam ras Rp 32 ribu per kilogram, daging ayam ras segar Rp 39 ribu per kilogram, daging sapi kualitas I Rp 138.250 per kilogram, daging sapi kualitas II Rp 129.300 per kilogram.
Gejolak harga beras sejak awal 2024 masih membuat masyarakat merasa resah, tetapi telur dan ayam juga naik.
- Menko Pangan Akui Harga Telur Meroket Jelang Nataru
- Cadangan Beras Pemerintah Aman, Tak Perlu Impor
- Anak Buah Prabowo Yakin 2025 Indonesia Bebas dari Impor
- Harga Telur Ayam Makin Tinggi, Hari Ini Sebegini
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, Ini Alasannya
- Pemerintah Resmi Setop Impor di 2025, untuk Wujudkan Ketahanan Pangan