Beras Picu Inflasi, Bukan BBM
Sabtu, 21 Januari 2012 – 02:52 WIB
Kendati demikian, terus Hatta, pemerintah tidak ingin memfokuskan pada pilihan kenaikan harga BBM tersebut terlebih dahulu. Pasalnya, strategi saat ini ialah bagaimana membatasi dan mengonversi BBM menuju gas. "Strategi kita mendorong ke arah gas harus tetap sukses," ujarnya lagi.
BBG dipakai pada angkutan umum dan mobil pribadi. Bahkan, angkutan umum mendapat alat konversi gas secara cuma-cuma, juga memperluas penyediaan bahan bakar gas. "Angkutan umum didorong ke gas supaya lebih murah," tukasnya.
Pemerintah memang berupaya menekan subsidi BBM dengan mengalihkan kendaraan dari menggunakan BBM menjadi BBG, atau tetap menggunakan BBM tapi bukan jenis premium melainkan pertamax. Tetapi, Menteri ESDM Jero Wacik mengungkapkan, rumitnya persiapan pemerintah untuk mengkonversi penggunaan BBM menjadi BBG turut memicu adanya pertimbangan untuk menaikkan harga premium.
Salah satunya adalah usulan Komisi VII DPR yang meminta opsi kenaikan harga BBM dibuka. Bahkan, Wamen ESDM Widjajono Partowidagdo menawarkan pilihan dengan menaikkan harga premium untuk mobil pribadi secara bertahap. Sebagai contoh dia mengilustrasikan mulai 1 April harga BBM bersubsidi naik dari Rp 4.500 per liter menjadi Rp 6.000. Lantas naik menjadi Rp 7.000 per liter pada 2013, dan pada 2014 mencapai harga pasar sekitar Rp 8.000 per liter.
JAKARTA - Selain pembatasan BBM bersubsidi dan konversi BBM ke bahan bakar gas, pemerintah pun menimbang-nimbang opsi kenaikan harga BBM subsidi.
BERITA TERKAIT
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Hunian ini Tawarkan Ruang Hijau yang Asri
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Soal Dampak Green Bond, BNI Bisa Jadi Contoh dan Acuan Bagi Sektor Perbankan di Indonesia
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- Selamat! Dirut SIG Raih Top CEO Indonesia Awards 2024