Beras Semakin Kehilangan Nutrisinya di Masa Depan

"Untuk beberapa negara di dunia, beras merupakan sumber utama protein dan vitamin dan juga beberapa mineral lainnya," kata Profesor Kobayashi.
"Bagi mereka, ini bukan berita yang menggembirakan," tambahnya.

Direktur Centre of Excellence for Translational Photosynthesis ARC Profesor Bob Furbank mengatakan secara teori tingkat CO2 yang lebih tinggi itu baik untuk pertumbuhan, tetapi kenyataannya terbukti berbeda.
"Di satu sisi kita berpandangan bahwa akan ada efek pemupukan dari karbon dioksida ekstra yang tersedia untuk fotosintesis. Sudah jelas begitu," katanya.
"Tapi ada juga efek negatif perubahan iklim berupa kemarau yang lebih sering dan suhu lebih tinggi yang dapat menghilangkan manfaat positif dari CO2 ekstra dari perspektif fotosintesis," jelas Profeor Furbank.
"Laporan penelitian ini mengacu pada data yang mereka hasilkan dalam menunjukkan adanya efek merugikan pada kualitas biji padi dalam CO2 yang tinggi," tambahnya.
Profesor dari Australian National University ini menambahkan sekarang para peneliti harus mempelajari dan membiakkan varietas yang akan menghasilkan kualitas nutrisi, bukan hanya kuantitas, dalam lingkungan CO2 yang tinggi.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya