Beras Semakin Kehilangan Nutrisinya di Masa Depan
"Untuk beberapa negara di dunia, beras merupakan sumber utama protein dan vitamin dan juga beberapa mineral lainnya," kata Profesor Kobayashi.
"Bagi mereka, ini bukan berita yang menggembirakan," tambahnya.
Photo: Para peneliti khawatir mengenai dampak kesehatan dari penelitian mereka mengingat pentingnya beras sebagai bahan makanan utama. (Supplied: Georgina Smith, CIAT)
Direktur Centre of Excellence for Translational Photosynthesis ARC Profesor Bob Furbank mengatakan secara teori tingkat CO2 yang lebih tinggi itu baik untuk pertumbuhan, tetapi kenyataannya terbukti berbeda.
"Di satu sisi kita berpandangan bahwa akan ada efek pemupukan dari karbon dioksida ekstra yang tersedia untuk fotosintesis. Sudah jelas begitu," katanya.
"Tapi ada juga efek negatif perubahan iklim berupa kemarau yang lebih sering dan suhu lebih tinggi yang dapat menghilangkan manfaat positif dari CO2 ekstra dari perspektif fotosintesis," jelas Profeor Furbank.
"Laporan penelitian ini mengacu pada data yang mereka hasilkan dalam menunjukkan adanya efek merugikan pada kualitas biji padi dalam CO2 yang tinggi," tambahnya.
Profesor dari Australian National University ini menambahkan sekarang para peneliti harus mempelajari dan membiakkan varietas yang akan menghasilkan kualitas nutrisi, bukan hanya kuantitas, dalam lingkungan CO2 yang tinggi.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata