Berasal dari Grobogan, Cabai Lokal Tembus Pasar Mancanegara

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengapreasi kinerja Kelompok Wanita Tani (KWT) Makendang Jaya yang diketuai oleh Ibu Endang di Desa Gedeng Adal, Kec. Toroh, Kab. Grobogan.
Perempuan yang pandai bahasa Inggris itu bercerita bahwa awal usahanya terinsprisasi dari kebiasaan sang ibu yg suka mengeringkan cabai dalam kantong plastik.
Kini usaha sambal bubuk dengan merek Chilia telah berkembang pesat dan telah dipasarkan ke berbagai kota seperti Kab. Blora, Rembang, Pati, Semarang, Malang, sampai menjangkau pasar ekspor di Malaysia.
Kementan melalui Ditjen Hortikultura cukup mendukung usaha tersebut dengan mengalokasikan sarana pengolahan cabai yang diberikan pada 2019 dan terbaru yaitu solar dome dryer pada 2020.
Endang sekaligus kepala usaha KWT menyampaikan bahwa sangat terbantu dengan bantuan dari Ditjen Hortikultura selama ini. Bahkan Solar dome dryer mampu mengeringkan 50 kilogram cabai segar 3-5 hari saja dibandingkan cara konvensional”, ujarnya.
Dengan biaya produksi yang tidak terlalu tinggi, harga jual sambal Chilia ini pun sangat terjangkau yaitu Rp 10.500 per botol dengan aneka rasa seperti teri, udang, cumi dan original.
"Bahkan kemasan sachet hanya Rp 1.000 saja," katanya.
Tidak hanya berhenti pada satu jenis produk, KWT juga terus berupaya melakukan inovasi dan menjalin berbagai kerja sama untuk dapat memasarkan produknya.
Kementerian Pertanian mengapreasi kinerja Kelompok Wanita Tani (KWT) Makendang Jaya yang diketuai oleh Ibu Endang di Desa Gedeng Adal, Kec. Toroh, Kab. Grobogan.
- Begini Respons Gubernur Riau soal PHK 3.100 Pekerja PT Pulau Sambu
- Bea Cukai Malang Lepas Ekspor 360 Paket Produk Keripik Buah dan Sayur ke Singapura
- Harga Pangan Masih Bergejolak, tetapi Perlahan Turun
- Pasar Batu Bara Masih Oke, Anak Usaha SGER Teken Kontrak dengan Perusahaan Vietnam
- Bangkit Lewat Bale Berdaya, UMKM Sumbawa Menuju Panggung Nasional
- Pemprov DKI Sebut Omzet Pedagang UMKM Naik Saat Ramadan, Turun Ketika Lebaran