Berawal dari Menyelamatkan Anjing, Kini Jadi Klub Profesional
jpnn.com - Dalam sebuah bukunya yang terbit tahun 1933, Miguel Covarrubias, seorang penulis asal Mexico pernah menulis ungkapan “Bali would not be paradise without the dogs.” Ya, rupanya sudah sejak lama anjing menjadi bagian dari keindahan pulau Bali.
Bahkan, ada salah satu ras anjing asal Bali yang tersohor di dunia. Apalagi kalau bukan anjing Kintamani, yang merujuk pada satu nama daerah berpanorama indah di Pulau Dewata.
Selama bertahun-tahun pula Bali merupakan rumah yang ramah bagi puluhan ribu anjing. Itu tak lepas dari ajaran Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan, yang salah satu poinnya adalah menjaga hubungan baik dengan alam.
Hingga kini di Bali banyak berdiri komunitas yang mempertemukan pecinta anjing. Satu yang terkenal dan memiliki banyak anggota adalah Bali Fun Dog Club (BFDC). Berdiri sejak 28 Juni 2014, pembentukan komunitas itu tidak disengaja.
Itu semua berawal dari upaya penyelamatan beberapa orang pada seekor pitbull bernama Boy yang mengalami malnutrisi dan stress. Setelah menebus pitbull malang itu dari ownernya yang kurang paham cara pemeliharaan anjing, beberapa orang tersebut berusaha menyembuhkan. Sayangnya Boy tidak tertolong.
Namun dari sana tercetuslah ide untuk membuat komunitas. Yang intinya ingin sharing bagaimana cara merawat anjing yang benar. Sekaligus menyelamatkan anjing-anjing malang lainnya. ”Visi dan misi kami berpedoman pada lima core words, yaitu Dog, Fun, Plural, Real, dan Active,” kata salah satu anggota Wiryanto Ryanata.
Tak hanya sekadar jadi komunitas, mereka ingin mengelola perkumpulan yang professional. Makanya, tak lama terbentuk, mereka langsung membuat pasal demi pasal dalam AD/ART. Lima core words yang sudah ditetapkan dijabarkan agar semua anggota mengerti.
Di antaranya adalah Bali Fun Dog Club merupakan klub yang berdiri atas kesamaan minat dalam anjing (Dogs), mengutamakan kesenangan dan rekreasi (Fun), menerima segala jenis perbedaan yang mungkin ada (Plural), anggotanya berusaha menjalani aksi nyata untuk setiap ide yang disepakati bersama (Real), dan memiliki anggota yang benar aktif di dunia maya maupun di keseharian (active).
Dalam sebuah bukunya yang terbit tahun 1933, Miguel Covarrubias, seorang penulis asal Mexico pernah menulis ungkapan “Bali would not be paradise
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara