Berawal dari Menyelamatkan Anjing, Kini Jadi Klub Profesional
Hampir tiap bulan mereka memiliki gathering resmi. Kegiatan itu diisi dengan beragam acara positif. Misalnya lomba, steril gratis, dan tanya jawab tentang kesehatan anjing dengan dokter hewan. ”Jadi, di setiap pertemuan akan ada ilmu baru yang kita dapatkan,” jelas pria yang akrab disapa Wir tersebut.
Terbaru, pada 24 April nanti komunitas itu akan mengadakan seminar dengan pembicara pakar anjing dari Jakarta, Ignatius Effendi. Mengangkat tema Hidup Bersama Anjing, seminar yang akan diadakan di Grand Mirah Boutique Hotel Denpasar, Bali itu akan mengupas bagaimana sikap terbaik jika kita memelihara hewan yang terkenal karena kesetiaannya tersebut.
”Jadi jangan hanya memelihara untuk gaya-gayaan atau sekadar ikut tren saja. Jika tidak bisa merawat dan memperhatikan anjing dengan baik, ya lebih baik tidak usah memelihara. Kasihan anjingnya,” tutur pria humoris tersebut.
Hal senada dikatakan oleh Ketua BFDC Andika Putra Wibawa. ”Jika kita sudah memelihara, ya harus siap dengan segala konsekuensinya. Ingat, sayangi selalu hewan peliharaan, karena itu merupakan bentuk tanggung jawab,” jelasnya.
Sejak 6 September 2015, Bali Fun Dog Club melebarkan sayapnya dengan membentuk beberapa divisi seperti marketing, ekonomi, program, membership, dan sosial. Masing-masing memiliki tugas spesifik untuk memajukan klub.
Background anggota dalam komunitas ini cukup beragam. Mulai dari rescuer, dog trainer, agility trainer, dog show, dan beragam cabang yang berbeda dalam dunia peranjingan. Karena kemajemukan yang ada dalam Bali Fun Dog Club, klub ini hampir tidak pernah absen dalam menghadiri ajang- ajang yang berhubungan dengan anjing.
Bahkan, beberapa anggotanya telah menyabet beberapa piala kejuaraan bergengsi di berbagai bidang. Baik agility maupun fashion show. Meskipun banyak anggotanya yang berprestasi, Bali Fun Dog Club tidak membatasi siapapun untuk menjadi anggota, syaratnya hanya memiliki minat terhadap anjing dan bersedia ikut serta secara aktif dalam kegiatan klub.
”Begitu juga dengan jenis ras anjing. Apa saja boleh ikut,” kata Andika seraya mengatakan anggota komunitas itu sudah mencapai hampir 300 orang. (jpnn/pda)
Dalam sebuah bukunya yang terbit tahun 1933, Miguel Covarrubias, seorang penulis asal Mexico pernah menulis ungkapan “Bali would not be paradise
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara