Berawal Salah Sambung, Siswi SMP Hamil 7 Bulan

Berawal Salah Sambung, Siswi SMP Hamil 7 Bulan
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn.com

Selanjutnya, dia meminta seorang temannya membawa kembali sepeda motor tersebut ke rumah orangtuanya. 

Sementara NLA sudah dijemput Budiada di luar pagar sekolah Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana. Dari Air Kuning, mereka lantas berangkat ke tempat kerja Budiada di Tabanan. 

Namun, mereka tidak tinggal di sana melainkan pulang ke rumah Budiada di Buleleng. Dari sana mereka pindah lagi ke Denpasar. Karena Budiada mendapat pekerjaan sebagai buruh proyek di Denpasar. 

“Setelah NLA tidak pulang ke rumah, sore harinya ayah kandung NLA, Wayan BA mengecek ke sekolah. Ternyata anaknya hari itu sekolah seperti biasa. Namun, setelah hingga keesokan harinya NLA tidak pulang juga, ia melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Jembrana,” urai Kasatreskrim AKP Gusti Made Sudarma Putra, Kamis (20/8) kemarin. 

Selama pelarian, mereka sulit dihubungi karena nomor telepon selalu tidak aktif. 

Baru tanggal 18 Agustus 2015 kemarin, NLA menghubungi ayahnya. Saat itu ia meminta ayahnya mengirim uang di nomor rekeningnya. Saat ditanya ayahnya, NLA mengaku mereka sudah menikah. Mengetahui itu, orangtua NLA meminta mereka pulang ke Perancak agar diupacarai sebagaimana mestinya. 

Termasuk membuat banten agar perkawinan mereka direstui orangtua. Mendengar saran orangtua NLA, pasangan beda generasi ini akhirnya pulang ke Perancak Rabu (19/8) lalu.

Saat tiba di rumah orangtua NLA, orangtua NLA yang sudah berkoordinasi dengan polisi, langsung menangkap Budiada. Ia dijebloskan ke penjara dan harus mempertanggjawabkan perbuatannya.  

NEGARA - Kisah pilu dialami seorang anak baru gede (ABG) asal Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Bali berinisial NLA, 16. Wanita di bawah umur yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News