Berbadan Dua, Kekasih Tak Percaya...Bertengkar, Ditikam
jpnn.com - JAYAPURA - Nasib malang harus dilakoni seorang gadis, sebut saja namanya Bunga. Niat untuk meminta pertanggungjawaban dari sang pacar yang telah menghamilinya, ia justru dituding hamil dengan pria lain.
Tak hanya itu, dari pengaduannya ini dirinya juga dianiaya oleh sang pacar. Tak terima perlakuan tersebut, Bunga melawan, mengayunkan sebilah pisau dan mengenai leher sang pacar RW (24), Minggu (21/2) dini hari.
Sang kekasih yang berstatus mahasiswa ini langsung dilarikan ke rumah sakit. RW dianggap tak bertanggungjawab setelah melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Bunga (19) yang akhirnya akhirnya hamil 2 bulan. Namun Bunga terpaksa harus menikam kekasihnya lantaran ketika ingin meminta pertanggungjawaban dari RW justru mendapat jawaban yang menyakitkan. Dirinya disebut hamil dari orang lain dan bukan dari RW.
“Jadi laporannya justru dimasukkan oleh keluarga RW yang tak terima sang anaknya yang ditikam,” kata Kapolsek Abepura, Kompol Marthen Asmuruf, seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Senin (22/2).
Ceritanya, Minggu dini hari kemarin, sekitar pukul 00.30 WIT di Kamp Cina, Abepura. Saat itu, Bunga mendatangi RW untuk meminta pertanggungjawabannya lantaran telah berbadan dua. Namun saat bertemu ini, Bunga bukan dilayani dengan baik tetapi terjadi adu mulut. Sang pacar menuding jika kehamilan Bunga karena orang lain dan disitulah terjadi pertengkaran.
Menurut Bunga saat bertengkar ini dirinya juga dipukul dan ditendang sehingga Bunga membela dengan menikam menggunakan pisau dapur di bagian leher sebelah kiri. Lalu pukul 03.00 WIT, korban langsung dilarikan ke RS Abepura dan pelaku langsung diamankan oleh keluarga korban. “Jadi setelah diamankan Polisi ke lokasi langsung membawanya ke Polsek beserta barang bukti,” tambah Asmuruf.
Dari pengakuan Bunga, dirinya kesal lantaran RW yang sudah menidurinya hingga hamil dan enggan bertanggungjawab. Bahkan menganggap kehamilannya dikarenakan orang lain. “Nanti bisa dikenakan pidana untuk keduanya, pertama kasus penganiayaan maupun persetubuhannya,” kata Asmuruf. (ade/tri/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sesal Bupati Blora Soal Bentrokan PP vs GRIB Jaya: Kami Ingin Aman & Kondusif
- Ada Demo Honorer, Pak Kaban: Yakinlah, Semua jadi PPPK Paruh Waktu
- BPBD Riau Tak Kirim Bantuan untuk Korban Banjir di Kampar, Ini Alasannya
- 10 Perusahaan Raih Padmamitra Award 2024 dari 7 Kategori yang Diperlombakan
- Terima Kunjungan Murid SD Mentari, Francine Widjojo Contohkan Traktir Kucing Jalanan
- Momen Brigjen Jossy Jadi Pelipur Lara Warga Kampar di Tengah Bencana Banjir