Sesetan Heritage Omed-omedan Festival

Berbagi Energi Positif Demi Mencapai...

Berbagi Energi Positif Demi Mencapai...
Salah Memasuki awal tahun baru Caka 1939, tepat pada Hari Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Suci Nyepi, masyarakat Banjar Kaja, Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan menggelar suatu tradisi unik Omed-omedan. Acara ini dikemas dalam satu event yaitu Sesetan Heritage Omed-omedan Festival. FOTO: Bali Express/JPNN.com

Sementara itu, Ketua ST. Satya Dharma Kerti, Banjar Kaja Sesetan, Komang Arya Wira Suryawan mengatakan Peken Paiketan Krama Sesetan yang digelar serangkaian Sesetan Heritage Omed- omedan Festival ini dibagi menjadi empat jenis yaitu food heritage, home industry dan kerajinan, serta sponsorship yang didukung oleh seluruh masyarakat baik Sekehe Teruna teruni maupun masyarakat Sesetan.

“Sesetan Heritage Omed-omedan Festival juga dimeriahkan parade seni budaya yang dibawakan di antaranya oleh Sekaa Gong Ambeg Jaya Semara Banjar Kaja Sesetan, Siwer Art (Plawa), Manubada Kesiman, Br. Dukuh Sari, Br. Lantang Bejuh, Kendang Bolog Sumerta, FIB Unud, Brutuk Crew ISI Denpasar, Marching Band Sekolah Harapan, dan penampilan grup band,” kata Komang Arya Wira Suryawan.
Diserahkan juga hadiah bagi para pemenang lomba Poster dan Lomba Ogoh-ogoh serangkaian Sesetan Heritage Omed-omedan Festival. Juara I Lomba Poster diperoleh Wayan Adi Pratama dengan judul poster "Yang Muda Yang Kreatif dan Bahagia" dan juara I lomba ogoh-ogoh diraih Graha Pasek.

Diserahkan pula cinderamata dari panitia kepada Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. Atraksi Omed-omedan sendiri dilaksanakan di puncak acara oleh Sekehe Teruna Teruni Dharma Kerti, Banjar Kaja Sesetan.

Di lain pihak, salah satu Sekeha Teruni Putu Yuna mengaku sangat gembira mengikuti tradisi ini, karena ini adalah sebuah warisan leluhur yang wajib dilestarikan.

“Sebagai generasi muda kita harus berani untuk melaksanakan guna melestarikan tradisi yang sacral ini,” Imbuhnya.

I Made Sudama selaku Jro Klian Adat Banjar Kaja Sesetan mengaku senang melihat perkembangan omed-omedan yang memiliki banyak invasi di dalamnya. Sehingga mampu memberdayakan seluruh masyarakat yang ada di Desa Sesetan dan Kota Denpasar pada Umumnya.

Pihaknya juga menampik anggapan bahwa ini adalah ajang untuk ciuman massal. Karena sejatinya ini adalah untuk mengikat tali silaturahmi antar Anggota Sekeha Teruna Teruni di Banjar Kaja Sesetan.

“Jika dikatakan ini ciuman massal saya kira kelitu, ini lebih depatnya adalah pelukan dan cium pipi, sangat tidak dibenarkan mencium mulut pada kegiatan ini,” pungkasnya.(bali express/JPG)


Memasuki awal tahun baru Caka 1939, tepat pada Hari Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Suci Nyepi, masyarakat Banjar Kaja, Sesetan Kecamatan Denpasar


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News