Berbagi Pengalaman dari Indonesia Untuk Menebar Inspirasi di Melbourne

Berbagi Pengalaman dari Indonesia Untuk Menebar Inspirasi di Melbourne
Berbagi Pengalaman dari Indonesia Untuk Menebar Inspirasi di Melbourne

"Periklanan di dunia digital memang semakin kuat, tetapi volumenya masih rendah [jika dibandingkan televisi]," jelas Ken yang lebih memilih membangun bisnis digitalnya, ketimbang meneruskan bisnis keluarganya.

Bagi Ken, kunci utama kesuksesan di dunia digital, atau dunia bisnis lainnya adalah perlu adanya upaya untuk membuat permintaan di pasar.

Setelah Kaskus, kini Ken juga telah membuat situs serupa dengan pangsa pasar khusus untuk ibu-ibu dan wanita.

"Kita harus melihat apa yang menjadi masalah tiap-tiap kelompok warga, kemudian barulah kita mencoba menawarkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi," jelas Ken.

Willix Halim yang sama-sama bekerja di industri digital pun memiliki pandangan yang sama.

Tetapi menurut pria, yang masih berusia 27 tahun tapi telah menduduki posisi wakil presiden Freelancer.com ini, sebagai pengusaha harus ada tiga hal yang diperhatikan. Yakni berfokus pada orang, produk, atau pasarnya.

Ia juga menepis anggapan kalau untuk memulai usaha membutuhkan uang yang banyak, atau kesuksesan hanya dimiliki oleh anak-anak orang kaya.

"Jika memang benar anggapan tersebut, mengapa anak dari Bill Gates tidak tercatat sebagai salah satu orang paling kaya sekarang?" tanya Willix yang lulusan University of Melbourne dan Stanford University.

Bincang Merdeka sukses digelar hari Sabtu malam (22/08/2015) di Melbourne Recital Centre, Australia, dengan membahas peluang-peluang berkarir dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News