Berbagi Pengalaman dengan Santri, Atikoh Mengutip Hadis Nabi & Petuah Sayidina Ali

"Apa yang dapat dilakukan santri perempuan untuk meningkatkan SDM perempuan agar adanya persamaan gender," tanya santriwati lainnya.
Atikoh pun dengan senang hati meladeni dua permintaan itu. Dia menyebut hal penting yang bisa dipelajari di pesantren ialah menyerap ilmu tentang ikhlas dan berbagi.
Menurut Atikoh, kiai tidak pernah memandang asal-usulnya calon santri.
"Jadi, kiai itu tidak pernah menolak santri, tidak pernah menanyakan nanti kamu bagaimana makannya. Tidak pernah,” ucap Atikoh.
Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menegaskan kiai pula yang menanggung biaya makan bagi para santri.
“Itu kalau Salafiyah (pesantren tradisional, red). Itu mengajarkan Ibu (Atikoh) rezeki ada yang mengatur. Kita belajar untuk ikhlas dan berbagi," imbuhnya.
Selain itu, Atikoh juga mengatakan menjadi santri berarti menyerap ilmu tentang perlunya manusia bisa bermanfaat bagi sesama.
Ibunda M. Zinedine Alam Ganjar itu menuturkan manusia bisa bermanfaat apabila memiliki ilmu tinggi yang diperoleh melalui ketekunan belajar.
Siti Atikoh Supriyanti menyemangati para santri Pondok Pesantren Ma'ahidul Irfan di terus gigih dalam menuntut ilmu.
- Konon, Kader di Tingkat Bawah Meminta Megawati Jadi Ketum PDIP saat Kongres
- Megawati Tonton Teater di GKJ, Menterinya Prabowo Ikut Hadir
- Menteri Prabowo Sebut Jokowi Bos, Ganjar Khawatir Ada Matahari Kembar
- Innalillahi, Santri Tenggelam di Bekas Galian Tanah Proyek Tol Ogan Ilir
- Peduli Santri, PIK2 Salurkan Beras untuk Pesantren Al-Wahdah
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan