Berbahasa Jawa, Ganti Njur Ngopo Jadi So What

Berbahasa Jawa, Ganti Njur Ngopo Jadi So What
KONSISTEN BERKARYA: Hasmi dengan latar belakang lukisan komik Gundala yang terpajang di ruang tamu redaksi Jawa Pos. Foto: Beky Subechi/JAWA POS/JPNN
Dalam kehidupannya sebagai manusia, sang jagoan justru seorang pencundang. Di grup band tersebut, dia bukan musisi utama. Dia bahkan hanya anak suruhan yang menjadi teknisi di band tersebut. Dia juga sering hanya jadi kalah-kalahan.

"Dia paling susah kalau naksir cewek. Sering gagal," ujar Hasmi.

 

Lantas, apa kekuatan super jagoan tersebut" Hasmi merahasiakan. "Nanti kalau saya ungkapkan sekarang, tidak seru lagi," katanya lalu tersenyum.

 

Hasmi kini memang tidak bisa lagi membuat komik dalam bentuk buku. Selain ongkos produksi yang mahal, dia kini harus melalui birokrasi di Bumi Langit yang memegang royalti Gundala. Dia sekarang lebih banyak menggarap komik-komik lepas di majalah atau surat kabar. Untuk jagoan baru itu pun, Hasmi harus menunggu kontrak di majalah berbahasa Jawa tersebut.

 

Melahirkan superhero asli Indonesia tidak gampang. Prosesnya tidak semudah mengadaptasi pahlawan super Amerika Serikat (AS) atau Jepang ke dalam konteks Indonesia. Sebab, latar belakang masyarakat AS atau Jepang berbeda dengan masyarakat Indonesia. Upaya mengimpor jagoan dari dua negara itu ke Indonesia tidak akan mengakar kuat di benak masyarakat.

Harya Suraminata alias Hasmi telah melahirkan kisah jagoan super Gundala Putra Petir yang terbit pada 1969. Setelah beraksi dalam 23 judul, kisah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News