Berbahasa Jawa, Ganti Njur Ngopo Jadi So What

Berbahasa Jawa, Ganti Njur Ngopo Jadi So What
KONSISTEN BERKARYA: Hasmi dengan latar belakang lukisan komik Gundala yang terpajang di ruang tamu redaksi Jawa Pos. Foto: Beky Subechi/JAWA POS/JPNN
 

Dia mencontohkan masyarakat AS yang memiliki tradisi ilmu pengetahuan sangat kuat. Karena itu, superhero mereka lahir dari proses-proses science. Misalnya, kelompok mutan dalam kisah X-Men. Para mutan tersebut lahir dari mutasi genetika dalam proses evolusi yang terjadi selama ribuan tahun. Mereka mendapat kekuatan super karena mengalami proses evolusi lebih cepat daripada manusia lainnya.

 

Begitu pula Spider-man. Peter Parker yang menjadi manusia laba-laba itu digigit binatang berjaring yang sudah terkena radiasi. Situasi yang kurang lebih sama terjadi pada superhero Iron Man. Tony Stark melengkapi dirinya dengan peralatan yang sarat teknologi militer. "Dalam konteks Indonesia, hal-hal seperti itu tidak bisa mengakar," tegasnya.

 

Superhero asli Indonesia, kata dia, harus memiliki roh. Yakni, akar-akar kepercayaan tradisional masyarakat. Apalagi, basis masyarakat Indonesia adalah agraris. Masyarakat pertanian lebih memercayai hal-hal yang berhubungan dengan mitologi daripada science fiction. Gundala, misalnya. Dia merupakan anak raja petir yang terinspirasi mitologi Dewa Zeus.

 

"Superhero di Indonesia lebih cocok, misalnya, jika dia mendapat kekuatan setelah masuk ke kawah Gunung Semeru. Jangankan science fiction, masyarakat kita yang percaya animisme dan dinamisme itu masih banyak," ungkapnya.

Harya Suraminata alias Hasmi telah melahirkan kisah jagoan super Gundala Putra Petir yang terbit pada 1969. Setelah beraksi dalam 23 judul, kisah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News