Berbisnis dan Gaya Hidup Halal Ala Sapta Nirwandar
jpnn.com, BANDUNG - Label halal kini sudah menjadi tren dunia. Sejumlah brand kelas dunia sudah menghadirkan produk dengan identitas halal.
Potensi pasarnya pun dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bagaimana dengan bisnis halal di Indonesia?
Menurut Ketua Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar, berdasarkan Global Islamic Economy Report tahun 2017-2018, peringkat indonesia turun berada di posisi 11.
“Sebelumnya, ada di posisi 10 tahun 2015-2016,” ujar mantan wakil menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu saat meluncurkan buku ‘Halal Lifestyle, Trend Global & Peluang Bisnis’ di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
Sapta mengungkapkan bahwa negara yang bukan mayoritas Muslim juga tengah mengembangkan halal foodcourt khusus makanan halal.
Misalnya, Singapura yang mempunyai halal foodcourt, Korea Selatan telah memiliki 150 restoran tersertifikasi halal, hingga Thailand memiliki Pattaya Halal Restaurant.
“Thailand juga sudah masuk ke sektor halal tourism dan Korea Selatan juga mengembangkan halal beauty,” kata Sapta.
Indonesia diharapkan tidak ketinggalan oleh negara yang penduduknya bukan mayoritas Muslim.
Saat ini, label halal sudah menjadi tren dunia. Sejumlah brand kelas dunia sudah menghadirkan produk dengan identitas halal.
- BAZNAS Mendorong Perusahaan untuk Taat Membayar Zakat
- Bobby Nasution Buka Pekan KHAS, Ada Pembuatan Sertifikat Halal UMKM, Buruan, Gratis!
- 5 Berita Terpopuler: Amien Rais Menghantam Presiden, Danpaspampres Beri Peringatan, Jokowi Mendadak Meninggalkan IKN
- 3 Alasan BPJPH Memilih Bentuk Gunungan Wayang sebagai Logo Halal Indonesia
- Logo Baru Label Halal Jadi Polemik, Kapitra: Kapan Mau Maju?
- Soal Label Halal Baru, Dasco Minta Kemenag Jalin Komunikasi dengan MUI