Berburu Cawapres Sebelum 'Deadline'
Senin, 20 April 2009 – 13:40 WIB
Namun mengingat Akbar juga menjadi semacam penasehat di Barindo, sebuah organisasi sayap yang mempunyai benang merah ke Demokrat, Mega bisa saja berat hati memilih Akbar. Alternatifnya tinggal Sri Sultan dan Surya Paloh, meski kelihatannya Sultan Yogja itu lebih kuat bargaining-nya.
Indikator barusan tentu saja terbaca oleh Golkar. Diduga boleh jadi dalam Rapimnas Golkar 23 April, nama Akbar dan Jusuf Kalla, mungkin juga Agung Laksono, akan ditampilkan sebagai kandidat cawapres yang ditawarkan kepada capres SBY dan Demokrat.
Waktu: Musuh Besar
Boleh jadi karena dominasi Jusuf Kalla masih kuat di DPP dan DPD Golkar, wapres ini lebih mendapat dukungan kuat dibanding Akbar. Yang menjadi soal adalah siapa yang dipilih SBY, mengingat Golkar tak bisa menentukan sendiri secara sepihak.
SBY dan Demokrat tinggal berhitung saja, siapa tokoh Golkar yang punya basis kuat, baik di massa Golkar maupun di kalangan para pemilih alias pencontreng. Jika bertolak dari hasil Pemilu 2004, Akbar lebih berakar karena terbukti Golkar bisa memenangkan Pemilu. Sebaliknya, Golkar dipimpin oleh Jusuf Kalla turun suaranya pada Pemilu 2009.