Bercinta saat Menderita, Anak Lahir di Penampungan

Bercinta saat Menderita, Anak Lahir di Penampungan
Keni dan anaknya. (foto:Baehaqi/Jawa Pos)
Menginjak bulan ketiga, persoalan mulai mucul. Istri majikan, Wafa, tidak puas atas pekerjaan yang dia lakukan. Dia sering marah-marah. Keni dianggap tidak cekatan. Kemurkaan terus memuncak hinga siksaaan demi siksaan ditumpahkan kepada Keni.

Wanita itu menceritakan, setiap dianggap tidak beres, tubuhnya disetrika. Suatu ketika bibirnya disayat dengan pisau. Di lain waktu giginya dicongkel. Ujung lidahnya ikut terpotong. Dia dipaksa menelan empat gigi bersama ujung lidahnya itu. "Semua masuk ke perut," katanya dengan suara tersendat.

Kasus itu terbongkar setelah wanita 29 tahun tersebut dipulangkan ke kampung halamannya. Cadar hitam yang dipakaikan majikannya tak bisa menutup peristiwa yang dialami sebenarnya. Pemerintah Indonesia turun tangan. Keni dirawat di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta. Setelah tiga bulan, luka-lukanya sembuh. Namun, keloid tetap menonjol di bekas luka-lukanya itu. Dalam kondisi seperti itu, dia dibawa ke Jeddah untuk menuntut keadilan.

Kamis lalu (10 Desember) ketika dijenguk Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Teguh Wardoyo, Keni memperlihatkan bekas luka-luka tersebut. Telinganya sudah berubah bentuk. Bibirnya tak utuh lagi. Keloid menutup hampir seluruh tangan, leher, dan sebagian tubuhnya. Giginya masih dibiarkan ompong.

Beberapa wanita Indonesia yang menjadi korban kebiadaban majikan di Arab Saudi menuntut keadilan. Kini mereka ditampung di tempat penampungan WNI

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News