Berdalih Alat Bukti Sulit Dibaca, TGPF Gagal Ungkap Pelaku Serangan ke Novel Baswedan
"Karena menggunakan helm jenis itu sejumlah rekaman kamera CCTV pun hanya memperlihatkan mata pelaku," papar Nurkholis.
Selain itu, menurut Nurkholis, kualitas pencahayaan yang buruk di lokasi kejadian juga menyulitkan TGPF menganalisa. Ditambah lagi sejumlah saksi di TKP juga mengaku tidak bisa mengidentifikasi pelaku karena suasana masih gelap.
TGPF mengaku pihaknya berusaha mempelajari alat bukti itu dengan teknologi terkini namun tidak membuahkan hasil.
Karena lemahnya alat bukti ini, maka TGPF hanya mampu menduga sejumlah kemungkinan penyebab teror tersebut. Dan TGPF meyakini penyiraman air keras itu bukan karena pribadi Novel, melainkan terkait dengan pekerjaannya sebagai penegak hukum.
"Kasus korupsi yang pernah ditangani Novel Baswedan berpotensi menimbulkan serangan balik akibat ada dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan," kata Nurkholis.
Lebih lanjut dia menyebut setidaknya ada 6 kasus besar yang melibatkan sosok dan tokoh "'high profile" yang diduga berpotensi memicu serangan itu.
Kasus itu adalah kasus korupsi pengadaan e-KTP, kasus mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Muchtar, kasus Sekretaris Mahkamah Agung (MA), kasus Bupati Buol, kasus wisma atlet. Sementara satu lagi yakni kasus yang tidak dalam penanganan KPK yaitu kasus sarang burung walet di Bengkulu.
"Kami menduga orang-orang yang dimaksud bisa saja melakukannya sendiri tapi menyuruh orang lain," kata Nurkholis.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata