Berdalih Alat Bukti Sulit Dibaca, TGPF Gagal Ungkap Pelaku Serangan ke Novel Baswedan

"Karena menggunakan helm jenis itu sejumlah rekaman kamera CCTV pun hanya memperlihatkan mata pelaku," papar Nurkholis.
Selain itu, menurut Nurkholis, kualitas pencahayaan yang buruk di lokasi kejadian juga menyulitkan TGPF menganalisa. Ditambah lagi sejumlah saksi di TKP juga mengaku tidak bisa mengidentifikasi pelaku karena suasana masih gelap.
TGPF mengaku pihaknya berusaha mempelajari alat bukti itu dengan teknologi terkini namun tidak membuahkan hasil.
Karena lemahnya alat bukti ini, maka TGPF hanya mampu menduga sejumlah kemungkinan penyebab teror tersebut. Dan TGPF meyakini penyiraman air keras itu bukan karena pribadi Novel, melainkan terkait dengan pekerjaannya sebagai penegak hukum.
"Kasus korupsi yang pernah ditangani Novel Baswedan berpotensi menimbulkan serangan balik akibat ada dugaan penggunaan kewenangan secara berlebihan," kata Nurkholis.
Lebih lanjut dia menyebut setidaknya ada 6 kasus besar yang melibatkan sosok dan tokoh "'high profile" yang diduga berpotensi memicu serangan itu.
Kasus itu adalah kasus korupsi pengadaan e-KTP, kasus mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Muchtar, kasus Sekretaris Mahkamah Agung (MA), kasus Bupati Buol, kasus wisma atlet. Sementara satu lagi yakni kasus yang tidak dalam penanganan KPK yaitu kasus sarang burung walet di Bengkulu.
"Kami menduga orang-orang yang dimaksud bisa saja melakukannya sendiri tapi menyuruh orang lain," kata Nurkholis.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya