Berdalih Pengungsi, Banyak Warga Malaysia Minta Visa Perlindungan di Australia
Pihak berwenang di bandara Australia menolak rata-rata 20 warga Malaysia setiap minggunya, di tengah meningkatnya warga dari negara itu yang datang untuk mendapatkan visa perlindungan. Mereka pada umumnya berdalih sebagai pengungsi untuk bisa tinggal lebih lama di Australia.
Menurut aturan, warga Malaysia bisa mengajukan permintaan visa untuk berkunjung ke Australia secara elektronik dan setibanya di sini mengajukan visa perlindungan.
Dalam beberapa kasus setelah kasusnya mereka ditolak, warga Malaysia masih bisa mengajukan banding, dan ketika kasusnya dalam masa banding mereka tetap bisa tinggal dan bekerja di Australia.
Antara bulan Juli 2017 sampai bulan Februari 2019, sebanyak 1.779 warga Malaysia telah dibatalkan visanya sebelum dideportasi, angka itu berarti lebih dari 20 orang per minggu.
Angka ini merupakan sepertiga dari keseluruhan visa yang dibatalkan, meski turis Malaysia ke Australia hanya sekitar 5 persen dari keseluruhan turis asing yang datang.
Menteri Urusan Multikultur Australia yang baru Jason Wood yang berbicara sebelum menduduki jabatannya mengatakan para turis dari Malaysia ini tampaknya sengaja memanfaatkan aturan yang ada untuk bisa bertahan di sini.
"Ini adalah usaha penipuan karena visa perlindungan memiliki hak untuk bekerja di Australia sampai kasus mereka dirampungkan penyelidikannya," kata Wood di depan sidang dengar pendapat Parlemen Australia.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter