Berdaulat! Menteri ini Menegaskan Tak Ada Negara Asing yang Bisa Mendikte Indonesia
Indonesia punya ISPO, Indonesian Sustainable Palm Oil. Malaysia punya RSPO, Roundtable Sustainable Palm Oil.
"Ini menjadi satu. Kita sudah sinergi. Kita punya CPO terbesar dunia. Kalau gabung dengan Malaysia, kita menguasai 80 sampai 90 persen. Masa orang lain yang membuat standarnya? Tak mungkin dong. Indonesia yang buat sendiri," tandasnya.
Kerusakan Hutan?
Belum lama ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bertemu dengan Menteri Pertanian Jerman, Denmark dan Spanyol.
"Aku diskusikan tentang ini. Saya katakan, jangan pendekatannya hanya environment. Jangan hanya lingkungan. Tapi, ada community dibawah sawit ini. Maka, sekali-kali pendekatannya community welfare…kesejahteraan komunitas."
Di ruang lingkup perkebunan sawit ada pedagang, tukang sawit, pekerja sawit, pengambil TBS (tandan buah segar--red) dan seterusnya. Pendeknya, ada komunitas manusia.
"Kalau harga CPO turun karena black campaign yang dibuat european countries, dampaknya secara logika, semua petani sawit plasma akan bergerak masuk hutan mencari pendapatan lain. Ya gak?" pungkasnya bernada tanya.
"Kalau mencari pendapatan lain, apa yang terjadi…menebang hutan kan? Berarti hutan rusak. Lingkungan rusak. Pertanyaan saya, secara tidak langsung, siapa sebenarnya yang merusak lingkungan?"
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tegas menyatakan, "kedaulatan negara ini harga mati. Dalam sektor pertanian, kami tidak ingin dicampuri. Apalagi
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan