Berebut Kursi Pimpinan Parlemen Boleh, Asal Transparan
Hanya saja, Philips menyatakan hal yang perlu dicatat bahwa mungkin ini adalah bagian paling menyebalkan buat pemilih, tetapi bagi politisi dan partai ini menjadi yang penting. “Habis pemilu menjelang pelantikan akan bagi-bagi, urus kabinetlah, urus pimpinan DPR, MPR, dan seterusnya, ini bagian buat partai politik dan tokoh politik paling penting, tetapi buat pemilih ini paling menyebalkan,” ujarnya.
Menurut dia, seorang pemilih tentu saja memilih partai A, B, atau C, karena memiliki pandangan bahwa mereka tidak menginginkan yang lain. Sebab, kata dia, bisa saja pemilih memilih partai A karena tidak mau partainya berkoalisi dengan partai B. “Namun, setelah pemilihan salaman, kan repot, si pemilihnya sudah dilupakan sama sekali,” jelasnya.
Dia menegaskan bahwa pemilih semakin kritis. Mereka akan menanamkan dalam benaknya bahwa kalau mereka suka maka akan memilih lagi pada Pemilu 2024. Sebaliknya, bagi yang tidak suka mereka akan menghukum dengan cara tidak memilih lagi. “Menurut saya itu hal yang paling natural,” ujar Philips. (boy/jpnn)
Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte mengatakan ketika berekspektasi tentang politik, partai, DPR, MPR, DPD, yang ideal maka di dalamnya ada persoalan kepentingan yang tidak bisa dihindari.
Redaktur & Reporter : Boy
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- Sultan dan Beberapa Senator Rusia Membahas Kerja Sama Pertahanan dan Pangan
- Terima Kunjungan Utusan Partai Nahdhoh Tunisia, Sultan: Lembaga Parlemen Adalah Roh Demokrasi
- Komite III DPD Akan Panggil Menkes Terkait Dugaan Maladministrasi PMK 12/2024
- Anggota DPD RI Ning Lia Bertemu Penjabat Gubernur Jatim untuk Serap Aspirasi untuk Kemajuan Daerah
- Senator Filep Wamafma Mengapresiasi Kemendikbud Tetap Jalankan Program Beasiswa PIP dan KIP Kuliah