Berebut Lokasi Monumen Bela Negara
Jumat, 17 Desember 2010 – 01:37 WIB
JAKARTA - Kota Bukittinggi dan Kabupaten Limapuluh Kota memperebutkan lokasi pembangunan pendirian monumen Bela Negara. Sikap kepala daerah kedua daerah itu terungkap dalam seminar nasional bertema “Gerakan Nasional Bela Negara dan Pembangunan Monumen Bela Negara, yang berlangsung di gedung Kementerian Pertahanan (Kemhan), jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/12). Namun Wako Bukittinggi Harma Zaldy meminta monumen yang sama dibangun di Bukittinggi dengan alasan Bukittinggi pernah menjadi ibukota negara saat PDRI tersebut.
Dalam seminar yang dibuka Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro itu, tampil sebagai pembicara Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, Wakil Walikota Bukittinggi Harma Zaldi, Mayjen TNI (Purn) Djasri Marin mewakili tokoh Sumbar dari Kabupaten Limapuluh Kota, dan Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan Budi Susilo Soepandji.
Baca Juga:
Dalam argumentasinya, Djasri Marin meminta monumen Hari Bela Negara dibangun di Limapuluh Kota dengan alasan pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang menjadi dasar penetapan Hari Bela Negara berada di kabupaten tersebut.
Baca Juga:
JAKARTA - Kota Bukittinggi dan Kabupaten Limapuluh Kota memperebutkan lokasi pembangunan pendirian monumen Bela Negara. Sikap kepala daerah kedua
BERITA TERKAIT
- 2 Oknum Polisi yang Memeras Warga Semarang Ditahan, Terancam Dipecat
- Curah Hujan Tinggi, 6 Desa di Sulteng Terendam Banjir
- Info Terkini Kasus Keracunan Massal di Ponorogo setelah Seorang Warga Meninggal
- Satpol PP-WH Diminta Tindak Tegas Pelaku Asusila di Meulaboh
- Banjir di Jalintim Pelalawan Mulai Surut, tetapi Hati-Hati, ya!
- Heikal Safar: Bamus Betawi Siap Kawal Pram-Rano