Berebut Lokasi Monumen Bela Negara
Jumat, 17 Desember 2010 – 01:37 WIB
Lebih lanjut, Muslim mengatakan, dengan dibangunnya monumen Bela Negara di Sumbar hendaknya dapat menjadi salah satu motivasi dalam memperkokoh rasa kebangsaan dan daya tarik pariwisata Sumbar. “Pembangunan monumen Bela Negara ini hendaknya memotivasi dalam memperkokoh rasa kebangsaan dapat menambah daya taya tarik pariwisata dan sekaligus untuk memaknai peristiwa PDRI,” jelas Muslim Kasim.
Sementara itu, salah seorang anak dari pelaku utama PDRI Syafrudin Prawira Negara, Farid Prawiranegara tidak memperpersoalkan dimana momumen Bela Negara itu dibangun. “Yang lebih penting bagi saya bahwa keberadaan PDRI itu diakui negara sebagai peristiwa dalam perjalanan sejarah bangsa ini,” tegas Farid.
Purnomo Yusgiantor mengatakan peristiwa yang terjadi tanggal 19 Desember 1948 di Sumbar merupakan peristiwa penting yang tidak dapat dilupakan begitu saja sebagai bagian dari perjalanan sejarah nasional Indonesia.
“Sudah saatnya kita menempatkan kebenaran sejarah pada tempat yang proporsional sebagai bagian dari perjalanan panjang dalam mempertahanan NKRI. Kegigihan rakyat di Sumbar saat itu sebenarnya menunjukkan kesadarannya yang tinggi tentang pentingnya pertahanan negara,” kata Purnomo.
JAKARTA - Kota Bukittinggi dan Kabupaten Limapuluh Kota memperebutkan lokasi pembangunan pendirian monumen Bela Negara. Sikap kepala daerah kedua
BERITA TERKAIT
- Harimau Sumatra Memangsa Ternak Milik Warga di Pesisir Barat Lampung
- Selamat, Pemprov Jateng Raih 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi Singkawang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
- Ada Potensi Bencana Akhir Tahun, Basarnas Menyimulasikan Gedung-Gedung di Jakarta Runtuh
- Rampok Berpistol Ditangkap di Musi Rawas, Begini Kronologinya
- Penganiayaan Dokter Koas, Ini Alasan Polisi Periksa Lady Aurellia dan Ibunya di Polsek, Oalah