Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (1)

Pendulang Wajib Beli Kartu Rp 1 Juta Per Enam Bulan

Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (1)
Foto: Agus Muttaqin/JPNN
Dari Bandara Monginsidi, para penambang harus melewati Kota Kendari sebelum menuju Bombana. Jarak Kendari-Bombana sekitar 230 kilometer. Itu belum termasuk jarak menuju dua lokasi penambangan di Sentra Permukiman (SP)-8, Rarowatu Utara, dan Sungai Tahi Ite, Rarowatu. Disebut SP-8 karena dulu wilayah yang berbatasan dengan area Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Barito Pasific Timber itu merupakan bekas lokasi transmigrasi.

Bombana yang didiami suku Moronene dimitoskan sebagai Negeri Dewi Sri. Sebab, kawasan itu menjadi sentra lumbung padi di Sultra. Sebelum ditemukannya emas, mata pencaharian penduduk adalah bertani dan nelayan.

Bombana sendiri merupakan nama kabupaten hasil pemekaran dari Kabupetan Buton. Ibu kota Bombana adalah Kasipute. Angkutan umum menuju Kasipute amat terbatas. Setiap hari dilayani dua kali keberangkatan. Yakni, pagi dan siang. Armadanya Isuzu Panther, Toyota Kijang, Mitsubishi Kuda, dan Suzuki APV. Perjalanan menuju Kasipute ditempuh dalam waktu lima hingga enam jam dengan transit sekitar 15 menit di sebuah rumah makan. Tarifnya Rp 50 ribu untuk sekali jalan.

Perjalanan dari Kendari menuju Bombana melewati Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Jalanan melintasi hutan dan padang Savana. Padang itu bagian dari Taman Nasional Aopa yang pernah menjadi koloni ratusan ribu rusa. Di sana sinyal telepon hanya sesekali muncul saat berada di dekat kantor kecamatan.

Puluhan ribu orang kini berdatangan ke Bombana, sebuah kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka berebut rezeki nomplok setelah di sebuah kawasan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News