Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (1)
Pendulang Wajib Beli Kartu Rp 1 Juta Per Enam Bulan
Senin, 26 Januari 2009 – 08:21 WIB
Sepanjang jalan menuju Bombana sudah terasa suasana penambangan. Wartawan Jawa Pos berpapasan dengan konvoi belasan sepeda motor yang membawa peralatan sama: ransel pakaian, wajan besar, sekop, linggis, jeriken, dan tenda terpal. Baik pengemudi maupun pemboncengnya rata-rata berpakaian lusuh oleh sisa lumpur. Maklum, mereka baru saja selesai menambang emas berhari-hari di wilayah SP-8. Para penambang liar itu pulang karena bekal logistiknya sudah habis atau sudah mendapat beberapa gram emas hasil penambangan.
Selain sepeda motor, sesekali terlihat mobil berpenggerak empat roda (four-wheel-drive/4WD) beraneka merek, seperti Mitsubishi Strada, Toyota Hillux, dan Ford Ranger. Mobil-mobil itu juga menuju atau pulang dari SP-8. Para pemilik mobil bertenaga besar itu adalah para cukong berkantong tebal yang punya anak buah di lokasi penambangan.
Mereka disebut penambang liar karena mayoritas tak memiliki kuasa pertambangan (KP) dari Pemkab Bombana. Dinas pertambangan setempat selama ini hanya mengeluarkan izin KP kepada dua perusahaan, yakni PT Panca Logam Makmur (PLM) dan PT Tiran Indonesia. Izin KP itu untuk proses eksplorasi alias penelitian, belum sampai pada tahap eksploitasi.
Di pasar Kasipute berderet sejumlah kios bertuliskan "beli emas" yang siap membeli emas hasil penambangan. Harga yang dipatok biasanya seragam, yakni Rp 250.000 per gram. Harga ini jauh lebih mahal dibanding saat pekan-pekan pertama ditemukannya emas yang hanya dihargai sekitar Rp 180.000 per gram.
Puluhan ribu orang kini berdatangan ke Bombana, sebuah kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka berebut rezeki nomplok setelah di sebuah kawasan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408