Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (2)

Bayar Dua Gram untuk Yang Berparas Cantik

Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (2)
Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (2)

Di depan polisi, Budi lantas menceritakan temuan emas tersebut. Maka, kisah bahwa Bombana memiliki hamparan tanah dengan emas melimpah itu pun beredar.  Jawa Pos sempat mendatangi rumah Budi di Desa Raurau. Namun, yang bersangkutan sedang berada di Bombana. Saat ditelepon melalui ponselnya, Budi menolak diwawancarai. ’’Saya sedang ada acara,’’ ujar Budi dari balik teleponnya.

 

Saat ini, di desa Budi yang berada di pinggiran Sungai Tahi Ite serta lahan SDP-8 ada puluhan ribu pendulang yang membangun tenda (kemah) sebagai ’’rumah sementara’’. Ribuan tenda itu umumnya seragam: berbahan terpal biru.

Saking banyaknya tenda, kawasan SP-8 dan pinggiran Sungai Tahi Ite mirip perkampungan. Bahkan, khusus di SP-8 sebagai lokasi terpadat malah mirip sebuah kota. Di sana ada pasar yang menjajakan segala kebutuhan para penambang. Mulai beras hingga linggis. Bahkan, praktik lokalisasi liar pun tersedia.

Perputaran uang di SP-8 dan Desa Raurau bisa mencapai miliran rupiah per hari. Sebab, setiap pendulang rata-rata mendapatkan 1 gram emas per hari, maka saat itu juga dia pegang uang kontan Rp 250 ribu. Jika di dua kawasan penambangan terdapat 60 ribu penambang, total uang kontan yang berputar bisa mencapai Rp 15 miliar per hari. Itu dengan asumsi seluruh pendulang menjual emasnya tidak di luar lokasi penambangan.

Kedatangan puluhan ribu penambang emas benar-benar menyulap wajah lahan transmigran di Sentra Permukiman Delapan (SP 8). Kawasan padang ilalang yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News