Beredar Kabar Tes Covid-19 Menggunakan Alat Bekas Antigen, Seperti Menjebak Rakyat
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Melkiades Laka Lena menyoroti kabar tentang layanan tes Covid-19 yang menggunakan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Selasa (27/4) malam.
Melki, sapaan akrab Melkiades Laka Lena meminta polisi tidak lembek dan memberikan toleransi atas kabar tersebut.
"Kami minta aparat hukum memberikan sanksi sekeras-kerasnya terhadap yang terlibat persoalan itu," kata Melki melalui layanan pesan, Rabu (28/4).
Di sisi lain, Melki meminta dilakukannya pemeriksaan ulang orang yang pernah menjalani tes dengan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu tersebut.
Legislator fraksi Golkar itu tidak ingin tes membuat langkah antisipasi penularan Covid-19 menjadi sia-sia.
"Harus dipastikan semua yang dites itu harus dites lagi dan gimana kondisinya. Apakah mereka tertular melalui pemakaian antigen bekas," tutur dia.
Di sisi lain, anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mendukung kepolisian mengusut dugaan daur ulang penggunaan antigen di Bandara Kualanamu yang dilakukan oleh BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk melalui kelompok usahanya, yaitu PT Kimia Farma Diagnostika.
”Miris sekali saya mendengar informasi ini. BUMN seharusnya membantu rakyat dengan pelayanan murah dan terbaik, tetapi ini malah menjebak rakyat. Dengan adanya temuan polisi, bahwa ada dugaan daur ulang penggunaan alat antigen. Sesak rasanya dada ini,” kata Mufti Anam, Rabu (28/4).
Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Melkiades Laka Lena menyoroti kabar tentang layanan tes Covid-19 yang menggunakan alat antigen bekas.
- Pebisnis Pariwisata Australia Tidak Menentang Aturan Tes COVID-19 Bagi Wisatawan Tiongkok
- Dibuang Indonesia, Teknologi Pendeteksi Covid-19 Ini Kini Dipakai Amerika
- Australia Butuh Lagi Tes COVID-19 Bagi Pelaku Perjalanan Internasional
- Bebas Tes
- Hore! Syarat Perjalanan Domestik Tak Perlu Pakai Tes Covid-19, tetapi
- Pemerintah Hong Kong Rencanakan Tes Massal untuk 7,4 Juta Orang, Warga Diminta Tidak Panik