Beredar Petisi Terkait Koleksi Indonesia di Perpustakaan Nasional Australia


Pemotongan dana untuk koleksi dari Indonesia dan China
Rencananya NLA tidak akan lagi terus melengkapi koleksinya yang berbahasa Jepang dan Korea, namun masih akan tetap mengkosentrasikan diri pada bahasa Indonesia, Mandarin dan Timor Leste.
Namun terkait koleksi-koleksi dalam bahasa Indonesia, yang diputuskan oleh NLA adalah tidak lagi mempekerjakan seorang tenaga ahli perpustakaan khusus mengenai Indonesia di Canberra.
Jabatan tersebut sebelumnya dipegang oleh Tieke Atikah, asal Indonesia, yang sudah lebih dari 30 tahun bekerja.
Tieke akan pensiun pada bulan Juni 2020, namun selama setahun terakhir sudah tidak aktif lagi karena sedang cuti panjang, sebagai bagian dari haknya setelah bekerja puluhan tahun.
Dalam percakapan dengan wartawan ABC Indonesia, Sastra Wijaya hari Jumat (29/5/2020), Tieke Atikah mengatakan secara umum kecewa dengan rencana yang akan dilakukan NLA.
"Saya sangat tidak senang dengan kebijakan NLA ini. Berita mengenai apa yang akan dilakukan oleh NLA membuat saya merasa marah," kata Tieke.
Tieke juga kecewa dengan kebijakan pemerintah Australia pada umumnya yang terus mengurangi dana untuk institusi budaya di negeri ini termasuk untuk perpustakaan.
Sebuah petisi online sekarang sedang beredar yang ditujukan kepada Perpustakaan Nasional Australia (NLA) soal rencana penutupan koleksi dari sejumlah negara Asia
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo