Bergaya Ala Ninja, Demo Tolak Karaoke

Bergaya Ala Ninja, Demo Tolak Karaoke
Bergaya Ala Ninja, Demo Tolak Karaoke

Selesai  ban mereka diganti, mereka melanjutkan perjalanan menuju Bale Kota dan langsung membentangkan spanduk. Mereka meminta pemerintah menentukan sikap dalam membangun Tasikmalaya. Mereka menanyakan arah pembangunan Kota Tasikmalaya.  Mereka khawatir tumbuhnya tempat-tempat hiburan yang semakin pesat akan berimplikasi terhadap meningkatnya angka pengidap penyakit HIV/AIDS, angka jual beli manusia, serta meningkatnya peredaran narkoba.

Menurut Aan Farhan, aksi ini untuk mempertegaskan dan menanyakan identitas Kota Santri yang mulai hilang akibat derasnya modernisasi. "Kultur kota ini harus tetap dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai hilang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," tuturnya.

Terkait pembentukan peraturan wali kota (perwalkot) sebagai turunan dari Perda No 12 tahun 2009 tentang Tata Nilai berdasarkan Syariat Islam, Aan mendukungnya. Dengan perwalkot, kata dia pelaku atau pengusaha bisa  menyesuaikan dengan kultur dan budaya warga Kota Tasik. (kim/sam/jpnn)

TASIK -- Menjamurnya tempat hiburan karaoke di Kota Tasikmalaya, terus mengundang reaksi masyarakat. Sekelompok massa yang menamakan diri Komunitas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News