Bergodo Kebogiro

Oleh: Dahlan Iskan

Bergodo Kebogiro
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Akan ada doktor "bergodo" di Amerika. Dari Wesleyan University, hampir satu jam dari Hartford, Connecticut.

Nama mahasiswa S-3 itu Ethan Schwartz. Orang Los Angeles. Kulit putih. Pakai batik lengan pendek. Bicaranya lembut. Rendah hati. Sopan. Mungkin karena pernah lima tahun tinggal di Yogyakarta.

Bergodo Kebogiro
Bersama Ign Harjito (jaket hitam).--

Baca Juga:

Ethan –saya pilih sebut dia dengan nama depannya agar tidak sulit mengeja nama belakangnya– memang menyelesaikan S-1 nya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Jurusan gamelan.

Selama di Yogyakarta, Ethan melihat bergodo. Dia tertarik. Bergodo, katanya, telah jadi gerakan politik. Yakni "politik keyogyakaryaan".

Dengan malu-malu saya bertanya pada anak muda Amerika ini: apa itu bergodo?

Baca Juga:

Saya tidak mau wirang sendirian. Maka saya juga tidak mau menjelaskan di sini apa itu bergodo. Toh, di bawah sana akan banyak relawan bergodo yang bisa menjelaskannya di kolom komentar.

Sudah bisa memainkan gamelan berapa lagu?

Di Wesleyan University memang punya pusat studi gamelan. Studi gamelan diberi satu gedung sendiri. Dua lantai. Gamelan digelar di panggungnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News