'Berhaji' dengan Game Android
jpnn.com - SURABAYA - Bagi sebagian orang, ibadah haji sangat sulit dibayangkan jika belum dilaksanakan. Lima mahasiswa ITS justru membuat "berhaji" itu sangat asyik dimainkan. Mereka merancang Siji, simulasi ibadah haji.
Lima mahasiswa itu adalah Vika Fitratunnany, Awalia Harfiani, Annisa, Siska Arifani, dan Shinta Pramesti. Mula-mula mereka mengaku sulit mencari informasi haji. Belum lagi memahami praktiknya. ''Banyak orang yang bingung. Kami ingin mencarikan solusinya,'' ungkap Vika Fitratunnany.
Bersama empat rekannya, dia lantas menciptakan game Siji itu. Aplikasi game tersebut terbilang praktis. Cukup di-install pada telepon seluler berbasis sistem operasi android. Lalu, game langsung bisa dimainkan. "Game itu mirip realita. Tiap pemain harus memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan level," jelas Vika.
Game dimulai dari pemain mencari informasi haji, memenuhi syarat administrasi, memasuki asrama, pemberangkatan, proses ibadah selama di Tanah Suci, hingga pemulangan. Dengan desain grafis dua dimensi, aplikasi itu bisa dijalankan di semua ragam perangkat berbasis android. Game out Siji juga dilengkapi doa-doa haji seperti doa saat tawaf, sai, lempar jumrah, dan wukuf di Arafah.
Mereka serius membuat Siji. Dalam mencari referensi, mereka mengumpulkan informasi yang akurat tentang pelaksanaan ibadah haji. Sampai menyambangi asrama haji dan kantor kementerian agama segala. "Kami juga mengorek informasi dari jamaah haji, baik yang sudah atau akan berangkat," tambah Siska Arifani. (kus/c17/roz)
SURABAYA - Bagi sebagian orang, ibadah haji sangat sulit dibayangkan jika belum dilaksanakan. Lima mahasiswa ITS justru membuat "berhaji"
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sega Tidak Lagi Merilis Konsol Mini, Ini Alasannya
- Iran Akhirnya Membuka Akses ke WhatsApp dan Google Play
- Teguh Sebut Klaim Bashe Bahwa BRI Korban Ransomware Tak Lebih dari Lelucon
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- xAI Sedang Menyiapkan Chatbot Grok Untuk Pengguna Perangkat iOS
- Pemerintah Albania Menilai TikTok Bisa Mendorong Anak-Anak Melakukan Kekerasan