Berharap Ada Perwira Indonesia Tampil di Jalur Gaza
Keberadaan Hamas dengan pasukannya, Brigade Izzudin Al Qassam, juga tidak lepas dari perang enam hari pada 1967. Gaza saat itu adalah tempat penampungan yang disediakan PBB bagi para pengungsi palestina yang terusir dari tanah airnya. Maka, tidak heran jika saat ini Hamas sangat membenci Israel.
Bagi Rais, untuk mengembalikan kedamaian di bumi Palestina, hanya ada satu solusi. ”Kembalikan batas negara sesuai Resolusi 242. Kalau tidak, konflik ini tidak akan pernah berakhir,” ucapnya. Resolusi 242 mengatur batas kedua negara, Israel di utara dan Palestina di selatan.
Karena itu, dia mengharapkan presiden Indonesia punya keberanian untuk mengungkit kembali resolusi tersebut di hadapan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Perhatian Indonesia ke Palestina saat ini sudah cukup baik, namun akan lebih signifikan dampaknya jika bisa membuat PBB membahas lagi Resolusi 242.
Di luar kiprahnya sebagai panglima pasukan perdamaian, Rais punya peran penting di masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Kala itu Rais muda menjadi bagian Tentara Keamanan Rakyat yang menghadapi upaya agresi Belanda. Dia dan beberapa rekannya ditugasi menyuplai senjata untuk tentara maupun pejuang rakyat.
Dia diminta untuk menyelundupkan senjata dari Tumasek (Singapura). Untuk menyelundupkan senjata tersebut tanpa ketahuan Belanda, Rais dkk mengambil jalur laut. ”Kami berangkat dari Tegal (Jateng) menggunakan perahu yang panjangnya hanya 5 meter,” kenangnya.
Pilihan itu terpaksa diambil demi keselamatan. Saat itu Laut Jawa dikuasai armada AL Belanda. Jika nekat menggunakan kapal besar, sudah pasti mereka akan diserang. Upaya mereka tidak sia-sia karena berhasil menuntaskan misi tersebut.
Di usianya yang hampir satu abad, Rais kini menikmati kesibukannya di LVRI. Saat ditanya apa kunci kebugarannya, dia menjawab kesehatan fisik dan pikiran. ”Saya tidak punya ambisi, tidak ingin tenar,” ujarnya.
Bahkan, Rais mengaku tidak memiliki rumah di Indonesia. Ya, rumah yang saat ini ditempati Rais di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, adalah rumah milik istrinya. Rumah tersebut merupakan warisan mertua Rais. Satu-satunya rumah milik Rais berada di Sinai. Rumah tersebut merupakan pemberian PBB sebagai fasilitas jabatannya menjadi panglima pasukan perdamaian.
KONFLIK di Jalur Gaza antara Palestina dan Israel mengingatkan Letjen (pur) Rais Abin pada peristiwa 36 tahun silam. Saat itu dia dipercaya sebagai
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408