Berharap Kemenristekdikti tak Hanya Galak pada PTS Gurem
jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mendukung pemerintah memerger atau menggabungkan seribu perguruan tinggi swasta.
Diketahui, cukup banyak PTS yang berada di bawah bendera PGRI.
Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi mengatakan pengelolaan PTS di bawah PGRI berbeda dengan di PP Muhammadiyah.
’’Kalau di Muhammadiyah, kampusnya milik Muhammadiyah. Tetapi kalau PGRI itu milik PGRI-PGRi yang ada di daerah,’’ jelasnya. Pada prinsipnya PGRI mendukung program merger itu.
Bahkan pada saat digelar rapat koordinasi (rakor) PGRI tahun lalu, salah satu agenda yang dibahas adalah penggabungan atau merger kampus-kampus yang kecil.
Baik yang berbentuk akademi maupun perguruan tinggi. Karena asset kampus PGRI milik yayasan yang berada di daerah, Unifah berharap ada skenario merger yang tidak merugikan masing-masing yayasan.
Dia menjelaskan merger yang membuat aset benar-benar menjadi satu yayasan, menurut dia bakal sulit terwujud.
Dia berharap penggabungan kampus di bawah PGRI, tetap mengakomodasi yayasan-yayasan yang terlibat.
Dia tidak ingin Kemenristekdikti galak kepada PTS gurem, tetapi tidak menindak PTS kaya. Padahal keduanya sama-sama melanggar ketentuan layanan pendidikan tingg
- Unika Atma Jaya Raih Peringkat 3 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia
- Luar Biasa! Untar Masuk 10 Besar PTS Terbaik di Indonesia versi QS WUR 2025
- 5 Berita Terpopuler: Menteri Ikut Bicara soal Kasus Guru Honorer Supriyani, KPAI juga Bergerak, Persaingan Keras
- Kasus Guru Supriyani Dituduh Memukul Anak Polisi, KPAI Minta PGRI Tak Lakukan Diskriminasi
- 5 Berita Terpopuler: Kronologi Guru Honorer Supriyani Dimintai Uang Damai Rp 50 Juta, Juga Didakwa Pasal Berlapis
- Selebaran PGRI Kasus Guru Honorer Supriyani Bikin KPAD Prihatin