Berharap Letusan 1930 Tak Terulang
Rabu, 27 Oktober 2010 – 04:04 WIB
JAKARTA - Letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah diperkirakan masih terus mengancam ribuan warga yang tinggal di lereng gunung tersebut. Indikasinya, adalah aktivitas seismik Merapi yang masih fluktuatif pasca dua kali erupsi yang terjadi kemarin sore. Agar dampak letusan tidak lebih parah, pemerintah hanya bisa berharap agar lava dari dalam perut terus dimuntahkan secara teratur dan gempa terjadi secara rutin di sekitar gunung. Karena itu, Surono berharap nasib kubah lama tersebut akan seperti lava yang kini terus keluar dari perut bumi, berguguran secara bergelombang dalam jumlah material yang tidak terlalu banyak. "Jika kubah roboh, letusan eksplosif terjadi, mengingatkan peristiwa 1930 yang menelan korban 1.359 jiwa," terang dia.
"Hal demikian itu akan mengurangi risiko letusan yang eksplosif dalam skala yang lebih besar," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Surono ketika dihubungi dari Jakarta kemarin (26/12).
Baca Juga:
Potensi lain bahaya Merapi bisa muncul dari sisa material letusan gunung tersebut yang terkumpul pada ledakan 1911, 1997 dan 2006. Diperkirakan masih ada 7,5 juta meter kubik materi yang tertimbun di puncak merapi yang berbentuk kubah lava. Pemerintah mengestimasi, jika kubah lava 1911 runtuh maka bahayanya tidak kalah drastis dengan letusan. Runtuhnya material 1911 akan memancing kubah lava lain ikut runtuh.
Baca Juga:
JAKARTA - Letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah diperkirakan masih terus mengancam ribuan warga yang tinggal di lereng gunung tersebut. Indikasinya,
BERITA TERKAIT
- Pegawai Honorer Ikut Menikmati Uang SPPD Fiktif, Sungguh Terlalu!
- Ada Honorer Curang Lulus PPPK 2024, Enggak Bakal Bisa Tidur Nyenyak
- Telusuri Pagar Laut Bekasi, Dedi Mulyadi Bertemu Menteri Nusron Wahid
- Seleksi PPPK Tahap 2, Jumlah Pelamar di Natuna Mencapai 1.021
- 2 Sekolah di Klaten Terendam Banjir, Siswa Diminta Belajar di Rumah
- Banjir Merendam Ratusan Hektare Sawah di Sragen