Berharap Pembangunan Infrastruktur Tekan Biaya Logistik
Artinya, terjadi penurunan 2,95 persen jika dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu senilai USD 11,268 miliar.
Di negara-negara tujuan ekspor tradisional, Indonesia bersaing dengan Tiongkok. Indonesia juga memiliki pesaing baru, yakni Vietnam.
Imbas persaingan yang makin ketat, jumlah eksportir di Jatim pun menurun.
Saat ini jumlah eksportir di Jatim mencapai 1.000 atau turun sekitar 5–10 persen.
”Penurunan eksportir terbanyak berasal dari eksportir berskala kecil,” kata Isdarmawan.
Jumlah importir di Jatim justru lebih banyak, yaitu 1.500.
Nilai impor Jatim pun pada periode Januari hingga Juli tercatat naik signifikan 21,73 persen (yoy).
Nilai impor Jatim pada periode tersebut mencapai USD 12,329 miliar. Artinya, terjadi defisit USD 1,061 miliar.
Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) berharap pembangunan infrastruktur menurunkan biaya logistik.
- Bea Cukai Berikan Fasiltas KITE ke Produsen Serat Makanan dari Pati Jagung
- Andre Rosiade Bawa Kabar Baik soal Pembangunan Infrastruktur di Sumbar
- Flyover Ciroyom di Kota Bandung Akhirnya Dibuka
- Semen Hijau SIG Dukung Kementerian PUPR Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
- Ditjen Hubdat Kemenhub Bangun Infrastruktur yang Tersebar dari Sabang hingga Merauke
- AGROS Siap Dukung Pemerintah Baru untuk Tekan Biaya Logistik