Berharap Sektor Pariwisata NTB Segera Bangkit
jpnn.com, MATARAM - Dampak gempa dipastikan menggerus ekonomi NTB (Nusa Tenggara Barat). Dibanding pertumbuhan ekonomi tahun 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan akan minus besar hingga tiga persen.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan NTB Achris Sarwani mengemukakan bagaimana ekonomi NTB merosot setelah gempa besar yang beruntun Agustus lalu.
“Total nilai kerusakan dan kerugian saja mencapai Rp 18 triliun. Ini sangat besar," katanya.
Kondisi itu kemudian diperparah dengan keadaan ekonomi global yang hingga saat ini belum stabil.
Belum lagi memperhitungkan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang imbasnya juga dirasakan negara lain. Banyak yang menarik dolarnya dari seluruh negara di dunia.
"Kita juga terpengaruh. Sehingga permintaan ekspor kita tidak sebanyak dulu," katanya.
Memang NTB masih punya harapan pada sektor pertanian dan perkebunan. Tapi permintaan ekspor tidak sebesar dulu. Sehingga tidak bisa lagi jadi tumpuan dan diandalkan.
Memang konsumsi dan daya beli masyarskat masih baik. Namun, sektor tambang dan perdagangan saat ini sudah dipastikan turun. Total pertumbuhan ekonomi dalam setahun akan lebih rendah dari tahun 2017. Tahun lalu pertumbuhan masih plus 0,11 persen.
Ekonomi NTB tengah menghadapi situasi sulit pascagempa besar mengguncang Lombok.
- Gempa Magnitudo 4,6 Mengguncang Lombok, Kedalaman 10 Kilometer
- Sekolah yang Rusak Akibat Gempa di Lombok Dibangun Menggunakan Plastik Daur Ulang
- Danone Indonesia Pulihkan Lombok Pascagempa via Program WASH
- Jokowi Mendadak Hentikan Mobil Kepresidenan dan Masuk Toko Bangunan
- Jokowi: Rp 5,1 Triliun Bantuan Gempa Lombok Sudah Ditransfer
- Jokowi Kembali Temui Korban Gempa Lombok