Berharap Sektor Pariwisata NTB Segera Bangkit
"Sekarang dengan tambang kita akan minus dua setengah sampai tiga persen," kata Achris.
Bila tambang dikeluarkan, tahun lalu pertumbuhan mencapai 7,11 persen. Tahun ini diperkirakan pertumbuhan di luar tambang diperkirakan ada pada angka 4,9 persen sampai 5,3 persen. "Akan turun juga, karena kondisinya ada gempa," ujarnya.
Dia memastikan tambang pun tidak bisa lagi diharapan. Sebab, PT AMNT sendiri tidak akan mampu memenuhi target ekspor konsentrat yang diberikan pemerintah. Padahal target ekspornya sudah diturunkan dari 700 ribu ton menjadi 415 ribu ton setahun. "Kuota turun karena tidak bisa dipenuhi," katanya.
Satu-satunya harapan adalah sektor pariwisata. Meski pertumbuhan ekonomi global melemah, tapi belanja pariwisata dipastikan akan terus meningkat.
"Sektor pariwisata merupakan primadona dan harapan untuk ekonomi bisa bangkit lagi," kata Achris.
BI sendiri kemarin menggelar Desiminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional NTB. Pertemuan itu membahas berbagai langkah strategis untuk membangkitkan ekonomi NTB pascagempa. Pertemuan itu melibatkan para pelaku usaha, akademisi, PT Angkasa Pura, PT ITDC, dan pemerintah daerah.
Dari pertemuan itu, akan lahir ide dan gagasan untuk membangkitkan ekonomi, khususnya sektor pariwisata. Desiminasi itu mengangkat tema "Pariwisata dan Momentum Kebangkitan Ekonomi NTB".
Tema itu diangkat sebab, sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk membangkitkan ekonomi NTB. "Sekarang kontribusinya mungkin masih kecil, tapi ke depan sangat potensial," katanya.
Ekonomi NTB tengah menghadapi situasi sulit pascagempa besar mengguncang Lombok.
- Gempa Magnitudo 4,6 Mengguncang Lombok, Kedalaman 10 Kilometer
- Sekolah yang Rusak Akibat Gempa di Lombok Dibangun Menggunakan Plastik Daur Ulang
- Danone Indonesia Pulihkan Lombok Pascagempa via Program WASH
- Jokowi Mendadak Hentikan Mobil Kepresidenan dan Masuk Toko Bangunan
- Jokowi: Rp 5,1 Triliun Bantuan Gempa Lombok Sudah Ditransfer
- Jokowi Kembali Temui Korban Gempa Lombok