Berharap Teguhkan Proporsional Terbuka
Minggu, 19 Februari 2012 – 16:48 WIB

Berharap Teguhkan Proporsional Terbuka
JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengingatkan pemerintah dan DPR agar dari Undang-undang (UU) Pemilu yang nanti disahkan, dapat dijamin tak satupun warga kehilangan hak pilih. Dijelaskan SDA, menaikkan PT hanya akan mengingkari dan menghilangkan suara dari puluhan juta rakyat Indonesia. Di samping itu, PPP juga memertimbangkan berapapun PT yang diputuskan nanti sebagai persyaratan pencalonan presiden dan wakil presiden. Dengan demikian, PPP yakin rakyat banyak pilihan dan tidak tersandera pada pilihan partai politik dominan yang kadang memunculkan hal yang tidak sesuai dengan kehendak bangsa.
PPP menegaskan, jangan lagi ada warga yang tidak tercatat dalam daftar pemilih, maupun yang tidak bisa menggunakan kartu identitasnya. "PPP berupaya jaga amanah rakyat, agar setiap suara diberikan tidak terbuang dan terwujudkan dalam bentuk kursi di parlemen," kata Ketua Umum PPP Suryadhrma Ali saat Harlah PPP ke-39 di Istora, Jakarta, Minggu (19/2).
Baca Juga:
Nah, lanjut SDA, inilah yang memotivasi PPP agar ambang batas parlemen atau parliamentary treshold tidak terlalu tinggi yang menyebabkan hilangnya puluhan juta suara rakyat dalam pemilu. PPP juga ingin semuanya proposional agar tidak terjadi pembelotan aspirasi. "Karenanya angka 2,5 persen paling akomodatif dan ideal," tegas SDA yang juga Menteri Agama RI, itu.
Baca Juga:
JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengingatkan pemerintah dan DPR agar dari Undang-undang (UU) Pemilu yang nanti disahkan, dapat dijamin
BERITA TERKAIT
- DPR Bahas RUU TNI di Hotel, Peneliti Formappi Singgung soal Kompromi dan Transaksi
- Tokoh Muda Golkar Dorong Munaslub AMPI untuk Akhiri Dualisme Kepemimpinan
- Ridwan Kamil Paham Penggeledahan Rumahnya oleh KPK Hanya Risiko, Maksudnya?
- Ternyata Ini Poin Pembahasan RUU TNI oleh DPR di Hotel Mewah
- Rapat DPR di Hotel Mewah Bahas RUU TNI Digeruduk Aktivis, Ini yang Terjadi
- Bela Jokowi, Jubir PSI Sebut PDIP Gunakan Provokasi dan Fitnah untuk Meraup Simpati