Berhasil Kembangkan Beras Tarabas, Indonesia Nihil Impor Japonica
Lalu di Jawa Timur dan Lampung dengan luas pertanaman sekitar 4.000 hektar dan produktivitas rata-rata 50 kuintal per hektare. Untuk harga beras di petani mencapai Rp 15.000 per kilogram.
"Keberhasilan pertanaman ini tentu perlu di apresiasi dengan baik, mengingat sampai saat ini beras khusus lainnya belum mampu diproduksi massal di dalam negeri," ucapnya.
Menurut Suwandi, dengan melihat pesatnya perkembangan pertanaman tarabas di Indonesia, maka sangat mungkin dalam dua atau tiga tahun ke depan jumlah pertanaman japonica akan terus berlipat dan menjadi beras unggulan tersendiri di Indonesa.
BACA JUGA: Jurus Kementan Tingkatkan Kapasitas Produksi Petani Garut
Ditambah lagi sudah adanya pengakuan dari pedagang beras Vietnam yang mengaku kaget dengan kualitas beras japonica yang dihasilkan di Karawang, Jawa Barat.
"Beras tarabas (Japonicanya Indonesia) yang ada di Karawang berukuran lebih besar dari beras Japonica yang biasa ditemukan di negaranya. Dengan ukuran bulir beras yang lebih besar dari yang lain pembuatan sushi menjadi lebih efisien dan secara otomatis akan lebih disukai oleh produsen sushi di berbagai negara," sebut Suwandi. (cuy/jpnn)
Sebelumnya tercatat impor terakhir beras Japonica pada tahun 2014 sejumlah 1.079 ton senilai Rp 18 miliar.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan