Berhati-hati dengan Tawaran Kerja dan Gaji di Australia dari Para Penyalur Kerja

Berhati-hati dengan Tawaran Kerja dan Gaji di Australia dari Para Penyalur Kerja
Backpacker Kia Fowler said some labour hire providers exploit visa holders completing their 88 days. (Supplied: Kiah Fowler)

Tiga bulan sebelum visanya habis masa berlakunya, Merle terpaksa mengambil pekerjaan apa saja yang bisa dia dapatkan demi memenuhi ketentuan 88 hari kerja di sektor pertanian, agar dia bisa memperpanjang visa WHV untuk satu tahun lagi.

Merlu mendapat pekerjaan memetik tomat

"Saya tak punya waktu mengeluh dan menunggu pekerjaan yang bagus. Saya hanya perlu merampungkan hari-hari saya sehingga harus menerima pekerjaa apa saja," katanya.

"Saya bekerja tujuh hari seminggu. Paling banyak saya bisa menghasilkan $111 seminggu," katanya.

Karena tidak mampu membayar sewa asrama atau biaya hidup, Merle kemudian mencari pekerjaan dengan bayaran per jam di gudang pengepakan.

Berhati-hati dengan Tawaran Kerja dan Gaji di Australia dari Para Penyalur Kerja Photo: Banyak calo yang bertindak sebagai penyalur tenaga kerja ke sektor pertanian mengeksploitasi backpacker dengan bayaran tidak sesuai standar. (Supplied: Kiah Fowler)

 

"Di slip gaji saya tidak dicantumkan apakah mereka membayar per jam. Tapi tertulis 'menggantikan' padahal saya bekerja di gudang pengepakan sebagai pengendali mutu," katanya.

"Istilah menggantikan berarti kerja di lapangan, padahal saya tidak melakukannya," ujar Merle.

Sejumlah 'backpacker' yang bekerja di wilayah pertanian Bundaberg, Queensland, Australia, mendesak pihak berwenang untuk memberantas para penyalur tenaga kerja yang banyak melanggar aturan penggajian

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News