Beri Motivasi Mahasiswi Jepang, Megawati Mengaku Semula Sering Ditertawakan
jpnn.com, HACHIOJI - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa dirinya semula sering menjadi tertawaan ketika memutuskan menjadi ketua umum partai politik. Sebab, putri Proklamator RI Soekarno itu dianggap tak bisa berbuat banyak lantaran terlahir sebagai perempuan.
Megawati menceritakan itu ketika menyampaikan orasi ilmiah di Global Square, Universitas Soka, Hachioji, Tokyo, Rabu (8/1). Ketua umum PDI Perjuangan itu berorasi ilmiah setelah menerima gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari universitas bergengsi di sebelah barat Tokyo tersebut.
"Saya selalu ditertawakan ketika waktu menjadi pimpinan partai, karena perempuan (dinilai) tidak bisa apa-apa," ucap Megawati di hadapan akademisi dan ratusan mahasiswa Universitas Soka.
Perempuan kelahiran 23 Januari 1947 itu terjun ke politik dengan menjadi anggota DPR 1987-1992. Pada 1993, Megawati dipercaya memimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Megawati dalam orasi ilmiah berjudul Pancasila, Kemanusiaan dan Post Thruth itu menegaskan, perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal itu juga berlaku di bidang politik, sehingga perempuan tidak hanya untuk mengurus rumah tangga, menyapu dan memasak.
“Saya mengatakan pada diri saya sendiri. Seorang perempuan itu berbeda dengan lelaki. Perempuan lebih pintar, lebih cerdas, dan dia bisa menjadi ibu yang mencintai anak-anaknya, tetapi juga ia bisa berpolitik," tutur Megawati disambut aplaus audiensi yang sebagian besar mahasiswi.
Oleh karena itu Megawati menegaskan, perempuan tidak boleh takut. Menurutnya, perempuan harus berani mengambil kesempatan, termasuk dalam hal politik.
Menurut Megawati, keberanian itu pula yang mengantarnya menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia. “Jadi jangan malu-malu. Yang cantik-cantik, yang perempuan harus mengucap, saya tidak akan kalah dengan laki-laki," kata Megawati.(ara/jpnn)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati mengungkapkan bahwa dirinya semula sering ditertawakan karena dianggap tak bisa berbuat apa-apa.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka
- Sebegini Nilai Terbaru Investasi di IKN, Bikin Kaget