Berita Duka: Sudah 30 Tenaga Medis Meninggal Dunia Karena Corona
jpnn.com - Pandemi virus corona menjadi masalah besar bagi tenaga medis di Indonesia. Beberapa tenaga kesehatan di negeri ini diketahui meninggal dunia setelah merawat ribuan orang yang terinfeksi virus corona.
Hal ini terjadi akibat profesi tenaga medis sebagai garda depan yang berisiko membuat mereka tertular COVID-19.
Tenaga Medis Paling Mudah Terpapar
Menjadi tenaga medis yang mengurusi orang terkena COVID-19 memang menjadi tugas yang berat. Tenaga medis memang menjadi salah satu orang yang paling rentan terpapar virus corona, karena mereka bersentuhan langsung dengan penderita.
Diungkap oleh dr. Putri Novika Anggraeni, meski sudah menggunakan peralatan yang lengkap seperti masker, sarung tangan, dan APD (alat pelindung diri), risiko terinfeksi coronavirus masih mungkin ada.
“Terinfeksi atau tidaknya itu, kan, tidak hanya dilihat dari perlindungan diri, tapi juga sistem imunitas tubuh. Para petugas medis yang bekerja di rumah sakit, khususnya yang menangani virus corona, pasti mengalami kelelahan karena jumlah korban yang terus bertambah,” jelas dr. Putri.
“Inilah yang membuat sistem imun tubuh para tim medis jadi menurun, sehingga virus penyebab penyakit (termasuk COVID-19) jadi lebih mudah masuk tubuh,” ujar dr. Putri.
Selain itu, kurangnya APD di beberapa rumah sakit juga menjadi alasan lainnya mengapa petugas medis mudah terinfeksi virus corona.
Para petugas medis yang bekerja di rumah sakit, khususnya yang menangani virus corona, pasti mengalami kelelahan karena jumlah korban yang terus bertambah.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Soal Pelarangan Hijab di RS Medistra, Pengamat Kebijakan Publik Singgung Opsi Gugatan Hukum
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19