Berita Palsu Menyebar Lebih Cepat Secara Daring Ketimbang Kebenaran

"Kami tidak akan menghapus konten berdasarkan fakta bahwa ini tidak benar," katanya kepada anggota Parlemen Inggris pada bulan Februari.
"Saya tidak berpikir perusahaan teknologi harus memutuskan selama Pemilu apa yang benar dan yang tidak benar, yang Anda minta kami lakukan."
Dr Vosoughi sekarang melihat intervensi untuk mencoba dan menghentikan penyebaran berita palsu.
Misalnya, orang-orang yang cenderung berbagi informasi, tapi begitu reseptif terhadap pesan tentang apakah item itu benar atau salah, bisa bertindak sebagai "simpul pengaruh" agar berita yang dipertanyakan tidak menyebar.
Dalam kondisi panik atau tidak, Dr Vosoughi mengatakan perusahaan media sosial mungkin perlu campur tangan.
"Di satu sisi, semakin banyak keterlibatan yang diperoleh Twitter, semakin baik kondisinya untum model bisnis mereka."
"Saya tak akan bilang bahwa platform ini terlena tapi mereka punya peran besar untuk mengatasi isu ini," sebut Dr Vosoughi.
Twitter menolak berkomentar.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya