Berita Terbaru Kondisi Aisyah, Putri Terduga Teroris
jpnn.com, SURABAYA - Aisyah Azzahra Putri, 8, terpental tiga meter akibat ledakan bom yang dilakukan orangtuanya, Tri Murtiono (50) dan Tri Ernawati (43), di Mapolrestabes Surabaya.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyatakan sudah melakukan serangkaian observasi kejiwaan terhadap Aisyah dan dia sudah mulai bisa menggambar.
Tim ahli dari RS Bhayangkara Polda Jatim meminta Aisyah menggambar sejumlah benda. Gambar-gambar tersebut rupanya merupakan rangkaian tes psikologi untuk Aisyah. "Dia sudah bisa menggambar, ini rangkaian tes juga," ucapnya.
Hasil kreasi bocah yang akrab disapa Ais itu bakal langsung dianalisis oleh tim dokter yang berisi para psikolog dan psikiater. Dia menyebut kondisi Ais sudah mengalami kemajuan.
Bocah berusia 8 tahun itu sudah mulai bisa menerima kunjungan dari para dokter yang menanganinya. Hanya saja dia masih memilih orang yang dianggapnya nyaman untuk berkomunikasi.
BACA JUGA: Detik-detik AKBP Roni Selamatkan Aisyah Putri, Histeris!
Orang yang dipilih Ais untuk berkomunikasi, lanjut Susanto, adalah seorang perawat perempuan. Oleh karena itu, dia tidak memaksakan diri untuk mengajak Ais berbicara.
Susanto lantas mencoba berkomunikasi dengan anak terduga teroris lainnya. Seperti Ainur Rahman dan Garida Huda Akbar. Mereka merupakan anak dari terduga pelaku Anton Febrianto yang tewas di Rusun Wonocolo, Taman.
Aisyah Putri, putri pelaku peledakan bom di halaman Mapolrestabes Surabaya, menjalani observasi kejiwaan.
- Korban Bom Surabaya itu Tetap Jaga Gereja Meski Alami Cacat Fisik
- Rumah Dita, Pelaku Bom Surabaya Terbengkelai, Tak Ada Keluarga yang Rawat
- Densus 88 Antiteror Sudah Sikat 242 TerdugaTeroris
- Pelaku Bom Surabaya dan Pasuruan Saling Berkaitan
- Tujuh Anak Pelaku Bom Surabaya Diserahkan ke Kemensos
- Jenazah Teroris Bom Surabaya Dikubur Dalam Satu Liang