Berjuang Bertemu SBY, Uang Jualan Kaset Raib di Masjid
Selasa, 10 Juli 2012 – 08:08 WIB
Ketika mereka lelap tertidur dalam sebuah masjid di wilayah Tuban, uang itu raib digondol maling. Hari mengaku ingin marah, karena jerih payahnya hilang begitu saja. Namun, ia pun tak bisa berbuat banyak kecuali berpasrah. Untungnya, banyak yang memberikan bantuan dan dukungan selama perjalanan menuju Jakarta.
"Saya datang ini kan bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk warga desa saya yang mengharapkan keadilan. Usaha yang kami rintis hancur karena lumpur Lapindo, kami harus memperjuangkan nasib kami," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Hari mengaku kerugiannya tak seberapa dibanding kerugian warga lain di kampungnya. Ia tak memiliki tanah yang luas seperti warga lainnya. Tapi ia kehilangan usaha tas dan dompet yang dirintisnya bertahun-tahun. Usahanya hancur akibat peristiwa lumpur Lapindo itu.
Ia menyatakan pemerintah dan PT Minarak Lapindo Jaya, tak memikirkan bagaimana usaha warga yang hancur akibat peristiwa itu. Sebagian warga hanya diberikan ganti rugi untuk tanah yang tenggelam dalam lumpur, tapi usaha dan harta benda lainnya yang menjadi aset mereka tak ikut dihitung.
Kisah pedih warga Kecamatan Porong Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur akibat peristiwa semburan lumpur panas Lapindo ternyata belum usai. Setelah enam
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara